top of page

APATIS (part 2)- WEEK 3 FEBRUARY 2019

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Feb 20, 2019
  • 5 min read


Value :

Banyak hal yang Tuhan percayakan menjadi tidak terlihat karena kita terlalu tak acuh dan merasa sudah terlalu nyaman dengan yang ada sekarang


Warm Up :

Youth: Bahas Pemilu. Teens: Bahas pemilihan KM atau ketua OSIS


Apa yang menjadi faktor saat kami memilih pemimpin? Apakah kamu akan mencari tahu asal-usul calon pemimpin tersebut? Apakah tertarik mengikuti budaya demokrasi dalam (hal ini memilih DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden – Ketua kelas ata ketua OSIS)?


Kalangan muda atau millennials memang banyak yang cenderung apatis terhadap dunia politik (dalam hal ini berdemokrasi). Beberapa faktornya karena banyak drama, cuma mencari keuntungan oknum tertentu, berbeda profesi dan tidak yakin akan berdampak sama saja dan lain-lain. Tapi percaya atau tidak suara kita akan sangat berpengaruh di kondisi negara/sekolah/kampus kita di masa yang akan datang. Belajar demokrasi menjadi suatu tindakan iman, supaya pemimpin yang terpilih membawa negara/sekolah/kampus lebih baik bukan?


Word

Banyak orang yang memiliki tujuan hidup yang besar, tapi tidak banyak yang mau bersusah payah untuk mendapatkan tujuan tersebut. Ada seorang dosen di suatu universitas juga bercerita, ada 2 tipe orang yang sedang membangun usaha. A membuat usaha menjual nasi goreng di tempat makan sederhana, sedangkan B membuat usaha menjual makanan jepang dengan menyiapkan tempat sebagai restaurant mewah. Orang A pasti dengan mudah membeli bahan-bahan untuk membuat nasi goreng dimana saja. Persiapan membuat tempat makannya bisa dilakukan dengan cepat. Tapi kemungkinan pesaingnya akan banyak. Mengapa? Karena orang lain juga akan sama dengan mudah mencari bahan untuk nasi goreng, cara pembuatan nasi goreng juga banyak orang yang bisa mungkin beda rasa sedikit saja, untuk tempat makan sederhana juga pasti banyak orang yang mudah mengusahakannya. Sedangkan orang B, dia pasti akan kesulitan mencari bahan-bahan untuk membuat makanan jepang karena ia usaha di Indonesia, lalu jika ia menyiapkan tempat untuk restaurant mewah berarti banyak persiapan, banyak kebutuhan yang harus dipikirkan matang-matang untuk memulainya. Tapi kemungkinan sedikit pesaingnya. Karena usaha makanan jepang susah, ribet, dan banyak biaya, pasti tidak banyak orang yang mau ambil resikonya.


Baca Markus 2:3-5, seperti teladan yang dilakukan 4 orang yang membawa 1 orang lumpuh untuk bertemu Yesus, seperti itulah anak muda seharudnya, mereka tidak apatis. Tidak disebutkan berapa jauh jarak yang ditempuh keempat orang tersebut membawa orang lumpuh kepada Yesus. Tapi niat dan iman seperti apa yang mereka punya, ketika tempat Yesus berada sudah penuh, mereka tetap berusaha membongkar atap supaya yang lumpuh harus bertemu Yesus. Apa jadinya jika sudah jauh-jauh gotong orang lumpuh, pada saat tempatnya penuh dan mereka menyerah dan meninggalkan orang lumpuhnya.


"Otomatis mereka tidak akan mencapai pada tujuan awal mereka yaitu berjumpa dengan Yesus dan orang lumpuh itu sembuh."


Mungkin orang lumpuh akan kecewa atau bahkan keadaannya makin parah. Sama seperti kita, jika kita terlalu apatis disuruh apa tidak mau, ditegur marah, dikasih kepercayaan menolak, dampaknya bukan hanya kita saja yang menjadi tidak bertumbuh secara kerohanian, tapi juga akan merugikan orang lain atau mengecewakan orang lain.


1. Sikap Apatis timbul dari hati yang tidak dipenuhi dengan kasih.


Orang yang tidak memiliki kasih, hatinya sulit tergerak untuk melakukan apapun. Perhatikanlah jika hatimu kesal, iri dengan seseorang otomatis tindakanmu akan terlihat kamu tidak ada menghormati atau menghargai orang lain. Mengapa? Firman Tuhan sendiri menyatakan bahwa tindakan seorang adalah ungkapan dari isi hatinya.


Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan


Kita hanya berpikir tentang ego kita, kenyamanan kita, keuntungan kita sendiri saja yang sifatnya sementara.

  • Ah! ngapain bantuin dia, nanti juga dia ga berterima kasih.

  • Ah! ngapain ingetin dia, kepalanya udah ngebatu.

  • Ah! ngapain gw baik-baikin dia, dia ada udah jahat sama gw.

Matius 14:16 Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang


Jika tidak ada belas kasihan Yesus pada saat itu, lima ribu orang laki-laki dan begitu banyak wanita serta anak-anak tidak akan makan. Mungkin juga banyak dari mereka akan meninggal. Padahal di ayat sebelumnya (ay 13) Yesus sengaja menyingkirlah diri dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Bisa saja jika Yesus apatis, Ia akan tetap pergi untuk istirahat dan menikmati comfort-zonenya. Nah, coba cek jika sekarang kita merasa sedang berada di zona nyaman, apakah itu sebagai pelarian kita untuk menghindari dari tanggung jawab yang ada sehingga menjadi apatis?


Apakah kita sudah sadar juga bahwa kita hidup sampai hari ini adalah bentuk ketidak-apatisan Allah yang sudah turun ke dunia menjadi Yesus? Meninggalkan segala kemewahan, kenyamanan, keindahan buat merasakan apa yang manusia rasakan bahkan lebih parah dari yang manusia rasakan. Apakah kita sadar juga bahwa kita hidup sampai hari ini adalah bentuk ketidak-apatisan orang-orang yang masih mengasihi kita? Walaupun mungkin tidak menutup kemungkinan ada teguran, proses yang tidak enak, tapi itu yang membuat kita ada sampai hari ini membuat kita kuat secara rohani maupun jasmani.


2. Sikap Apatis = Orang yang tidak beriman


Tidak sedikit orang malas melakukan sesuatu karena beranggapan hasilnya tidak akan sesuai dengan ekspetasi yang diharapkan. Atau bahasa kekiniannya banyak orang yang mageran. Secara tidak langsung sikap yang seperti contoh di atas sama saja dengan menutup kekuasaan Tuhan terjadi di dalam hidup kita. Padahal ketika kita tidak memberi karena alasan masih susah itu artinya kita tidak sadar bahwa Yesus adalah Tuhan yang sanggup memelihara hidup kita, kita tidak mau berdoa karena orang-orang juga masih jahat, itu artinya kita tidak percaya bahwa Yesus sanggup memulihkan orang-orang di sekitar kita.


  • Ah! ngapain datang on time nanti juga banyak yang telat.

  • Ah! ngapain doa, ikut persekutuan, kalo temen-temen gw juga pada ngejauhin.

  • Ah! ngapain duit gw kasih ke orang, gw juga masih kesusahan.


Yohanes 6:5-8 Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang


Ada hal menarik dari 2 tokoh yang ada di kisah tersebut Filipus dan Andreas. Sikap kedua tokoh tersebut sama. Ketika Filipus ditanya oleh Tuhan, ia menjawab, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Sikap Filipus saat itu pesimis, hanya fokus pada masalah dan kondisi saat itu, tapi Filipus tidak sadar bahwa yang bertanya saat itu adalah Yesus, Tuhan yang mampu melakukan hal mustahil menjadi mungkin. Andreas juga menjawab, “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Walaupun Andreas sudah berusaha mendapatkan roti dan ikan, ia juga masih ragu 5 roti dan 2 ikan itu tidak akan cukup buat semua orang. Sama seperti kita, mungkin kita pikir usaha kita akan berhasil, sudah mengusahakan yang terbaik, tapi di tengah perjalanan akan ada yang membuat kita ragu, pesimis malah membuat kita berhenti untuk mencapai purpose kita. Yes, masalah akan selalu ada, so ujilah dirimu. Jangan fokus pada masalah yang besar tapi fokuslah kepada Tuhan Yesus yang lebih besar. Berdoalah dan bawalah imanmu kepada Tuhan.


CONCLUSION

  • Orang yang kenal siapa Tuhannya, akan kenal juga dengan karakter Tuhannya. Tuhan Yesus adalah teladan yang konkrit buat kita. Ketika Tuhan bilang mengasihi kita, Dia langsung turun ke dunia sampai Ia mati dan menyelesaikan bagianNya di bumi. Seharusnya juga kita seperti itu, melakukan bagian kita yang terbaik dengan tuntunan Tuhan, tidak apatis terhadap diri sendiri dan orang lain. Karena sikap apatis akan menyusahkan kita akhirnya.

WHAT TO DO

  1. Tetap mengasihi orang lain walaupun orangnya tidak membalas

  2. Tetap berpikir positif walaupun ada masalah

PRAYER

  • Tuhan saya bersyukur kalau sampai hari ini saya ada, itu karena Tuhan tidak apatis dengan manusi, itu juga bukan karena masih banyak orang yang mengasihi saya. Sekarang jika saya sudah diberkati begitu berlimpah, pakai saya supaya menjadi berkat bagi banyak orang dan membawa kemuliaan Tuhan dimanapun saya berada.

 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page