BAD HABIT - WEEK 4 MARCH 2019
- God's DNA
- Mar 26, 2019
- 7 min read

Value :
Baik atau tidaknya dirimu tidak ditentukan oleh Lingkungan.
Bertobat bukanlah keputusan bersama, tapi keputusan pribadi
(ketika kamu fokus melakukan kebenaran maka kebiasaan buruk tidak lagi punya tempat dihidupmu)
Warm Up :
Mari renungkan bersama. Apakah kita memiliki value didalam hidup kita? Value apakah itu? Atau selama ini kita tidak mengerti bahwa didalam hidup kita, kita memerlukan value didalam hidup kita?
Kalau hari ini kamu belum mengerti, maka pastikan hari ini kamu mengerti arti value. Value berdasarkan Cambridge Dictionary mengatakan ada 2 definisi dari kata Value yang diartikan sebagai kata benda (Noun);
Pertama, the regard that something is held to deserve; the importance, worth, or usefulness of something. A.k.a sesuatu yang berharga. Ketika kamu mempunyai HP dengan harga 2 Juta Rupiah yang bisa face-recognition, jadi remote AC manapun di dunia ini, mampu mematikan lampu kamar ketika kamu males jalan, maka kamu akan menganggap hal tersebut berharga karena fungsinya.
Kedua, a person's principles or standards of behavior; one's judgment of what is important in life. A.k.a Sebuah standar hidup. Bagaimana cara seseorang memandang, apa yang berharga dalam hidupnya.
Seringkali kita terlalu sibuk dengan pengertian yang pertama sehingga kita mengesampingkan poin kedua, yaitu standar hidupmu. Mungkin dalam pikiranmu, kamu berkata, ‘Cukup aku punya semuanya yang berharga didalam hidupku (mobil, kekayaan, rumah indah, bisnis besar, dsbg), maka orang akan menghargai aku’. Namun apakah hal tersebut benar? FAKTANYA: Seseorang akan lebih dihargai ketika memiliki value/standar hidup yang baik dari pada orang yang tidak punya standar hidup tapi memiliki segala sesuatu yang berharga.
Value dapat kamu peroleh dari manapun. Bisa dari membaca buku, melihat Film, bahkan secara langsung, kamu bisa melihat orang-orang sekitarmu yang sedang berinteraksi dan kamu memperoleh value dari hidup mereka. Namun pertanyaan yang muncul adalah: Apakah semua value hidup manusia adalah baik dan benar?
Satu hal yang sama-sama kita tahu pasti mengenai Firman Tuhan adalah Firman Tuhan itu benar.
Jadi kalau kita tau bahwa Firman Tuhan benar dan menuntun kita kepada kebenaran, seharusnya kita mencari nilai kebenaran tersebut. Melalui perenungan alkitabmu, bisa lewat kedua orang-tuamu, bisa lewat kakak rohanimu, dll. Nilai yang ditanamkan dalam diri seseorang pasti berpengaruh besar terhadap kehidupan orang tersebut. Nilai yang ditanamkan akan menentukan arah hidup seseorang di masa depan. Nilai baik yang ditanamkan harus dilakukan terus menerus dengan konsisten agar dapat membentuk sebuah kebiasaan atau habit. Maka jika kamu menginginkan ada nilai baik dalam hidupmu, buka hatimu untuk terima dan melakukan Firman Tuhan.
Baik atau tidaknya seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bagaimana dia menanamkan suatu nilai dalam dirinya dan bagaimana ia memandang kehidupannya.
BIBLE READING
Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya.
Kisah para rasul 5:1-5
WORD
Kitab Kisah Para Rasul adalah kitab yang menjelaskan sejarah gereja mula-mula, pertumbuhan jemaat, hingga sejarah-sejarah mujizat yang dilakukan para rasul dalam pelayanannya membina jemaat mula-mula. Begitu banyak kisah yang “menyenangkan” yang ditulis sepanjang kitab Kisah Para Rasul pasal 1 sampai 4, tetapi ada kisah ‘mengerikan’ yang terjadi di pasal ke 5, yakni kematian sepasang suami istri yang menjadi bagian dari jemaat mula-mula.
Apakah Tuhan adalah Tuhan yang jahat? Tidak!
Memang Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang tegas dan tidak kompromi dengan Dosa. Sayangnya, banyak orang-orang yang sering mempermainkan kekudusanNya dengan melakukan dosa seolah-olah Allah tidak melihatnya. Ingatkah kamu dengan ayat alkitab yang berkata “upah dosa adalah maut”? Allah tidak segan-segan untuk menghukum manusia yang melakukan dosa. Bedanya, ada yang langsung saat itu juga dihukum, ada juga yang diberikan anugerah bukan untuk membebaskan pendosa untuk berbuat dosa lagi tetapi memperlihatkan bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki hidup mereka.
Banyak kisah yang ditulis Alkitab tentang orang-orang yang dihukum Tuhan secara langsung. Misalnya:
Uza yang mati seketika karena mengulurkan tangannya atas tabut Allah yang dibawa dengan lembu-lembu tersebut tergelincir.
Ketika bani Korah memberontak terhadap Musa, wakil Allah atas bangsa Israel sehingga bumi terbelah dan menelan seluruh bani Korah beserta dengan seluruh harta bendanya.
Nadab dan Abihu imam yang mati seketika di Kemah Suci.
Tapi ada sangat banyak cerita dimana Tuhan juga memberikan kesempatan untuk bertobat kepada umatNya. Seperti Saul, Yunus, Simon Petrus, Daud, bahkan Adam sendiri diberikan kesempatan untuk tetap hidup walaupun telah melakukan Dosa. Jadi hal ini bukanlah tentang bagaimana Tuhan jahat atau strict terhadap umatNya, tapi bagaimana UmatNya menghargai hubungannya dengan Tuhan.
Terkadang kita melakukan sesuatu yang kita anggap itu baik tapi sayangnya itu diluar koridor kekudusan Tuhan, diluar apa yang Tuhan perintahkan didalam hidup kita sehingga mendatangkan penghukuman atas diri kita. Karena tidak semua yang baik adalah benar. Tapi semua yang benar pasti membawa kebaikan ke dalam hidup kita.
Perlu diketahui bahwa sesuatu yang kita lakukan dalam keseharian kita akan menjadi sebuah kebiasaan karena hal tersebut dilakukan secara berulang. Mungkin seringkali kita berpikir bahwa melakukan a,b,c adalah hal yang sepele yang tidak perlu diperhatikan padahal setiap hal yang kita anggap sepele tersebut dapat menjadi kebiasaan yang pada akhirnya akan membentuk karakter kita. Oleh sebab itu perhatikan baik apa yang kita lakukan sehari-hari, apakah hal baik atau hal buruk yang kita pupuk selama ini.
Kis 5:3-4 Tetapi Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.”
Apakah dari ayat ini berarti Ananias dan Safira memberikan persembahan yang salah? Apakah tidak boleh menyisihkan untuk kepentingan keluarga sendiri? TIDAK ! Tuhan tidak melihat kuantitas yang diberikan Ananias dan Safira tapi kualitas hati keduanya ketika memberikan persembahan. Ketika Ananias dan Safira memberikan persembahan ke hadapan Rasul Petrus, sikap hati keduanya sudah salah. Mereka ingin memberi karena ikut-ikutan. Dimana buktinya?
READ: Kisah Para Rasul 4:32-37
(35) dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
(36) Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
(37) Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Sebelum Ananias dan Safira memberikan persembahan mereka, ada seorang anggota jemaat yang terlebih dahulu memberikan ladangnya untuk dijual dan uangnya dibagikan kepada seluruh jemaat. Memang tidak dicatat dalam Alkitab bagaimana sikap hati Ananias dan Safira pada saat itu, namun Rasul Petrus menegur mereka dengan keras. Ananias dan Safira memberikan persembahan bukan supaya kepentingan orang banyak dipenuhi, seperti apa yang dikerjakan oleh Barnabas yang disebut anak Penghiburan itu, tapi karena mereka ingin ‘dilihat’ oleh orang banyak. Oleh karena itu, Rasul Petrus berkata: ‘..engkau mendustai Roh Kudus..’ Bukan hanya Rasul Petrus yang mereka coba untuk dustai, tapi Tuhan yang mereka coba dustai hanya untuk memuaskan ‘kebutuhan telinga’ mereka, memuaskan kedagingan, rasa ingin dihargai.
Saat itu mungkin Ananias dan Safira mendapatkan value yang sungguh amat baik dari Barnabas. Sungguh baik untuk memberikan aset, kekayaan, uang yang mereka miliki untuk kepentingan banyak orang. Tapi hati mereka dikuasai oleh Iblis ketika memberikan persembahan tersebut. Hatinya tidak lagi mengarah kepada Tuhan, bukan kepada orang banyak, tapi kepada dirinya sendiri. Lantas apa bedanya mereka dengan ahli farisi yang berdoa di jalan jalan? Tidak ada!
Tuhan tidak menginginkan umatNya untuk hidup berdasarkan kedagingan mereka, tapi hidup dalam Roh dan dalam kebenaran. Jadi jangan pernah sekali-kali berusaha untuk mendapatkan eksistensi, pujian, dan penghormatan manusia yang menjadi hakNya Tuhan.
Cerita diatas jelas mengajarkan kepada kita bahwa sebuah "kebiasaan" tidak ditentukan oleh keadaan sekitar kita, artinya kita tidak bisa memiliki kebiasaan yang baik dengan hanya sekedar "ikut-ikutan" orang. Kebiasaan baik yang ada didalam diri kita adalah keputusan yang kita buat dan terus kita lakukan/latih secara konsisten. Untuk meninggalkan Bad Habit adalah dengan melatih diri kita melakukan Good Habit. Untuk berhenti malas membaca Alkitab dan saat teduh adalah dengan melatihnya setiap hari, selelah apapun kita, harus tetap konsisten menjalankannya. Untuk menjadi siswa yang pintar, mendapatkan nilai yang baik kita harus melatih diri kita belajar setiap hari, tidak bisa ikut-ikutan teman supaya nilai kita jadi bagus. Untuk menjadi karyawan teladan pun, kita harus melatih diri kita melakukan yang terbaik setiap harinya. Kebiasaan baik tidak dapat kita dapatkan dengan cara yang instan.
KESIMPULAN :
Sebuah kebiasaan yang dimiliki seseorang adalah keputusan yang setiap masing-masing orang miliki. Tak perduli sebaik apapun komunitas atau lingkungan dimana kita berada. Untuk memiliki Kebiasaan yang baik kita harus mau terus-menerus memutuskan melakukan hal yang baik (meninggalkan kebiasaan buruk) setiap hari. Karena setiap Kebiasaan yang kita putuskan untuk lakukan setiap hari, secara konsisten akan membentuk diri kita dimasa depan.
APPLICATION :
1. Siapkan beberapa carik kertas atau bisa menggunakan HP
2. Minta anggota cool menuliskan kebiasaan buruk yang mereka ingin ubah beserta dengan kebiasaan baik penggantinya
Contoh :
a. Malas Saat Teduh - Aku mau bangun pagi dan Saat teduh setiap pagi
b. Kebanyakan nonton, main game, atau Socmed - Mau batesin/hari jadi cuma beberapa jam saja
3. Dari apa yang mereka tulis, bagilah kelompok 2- 3 orang untuk selama 1 minggu kedepan menjadi Alarm untuk sesamanya, jadilah brother/sister keeper yang bisa bantu keluarga kalian keluar dari kebiasaan buruk mereka.
PRAYER
Ajak untuk saling mendoakan. Per 2 orang. Doakan apa yang menjadi bad habit supaya Tuhan ubahkan.
Tuhan kami mengucap syukur buat Kasih setiaMu yang tidak pernah habis-habisnya dalam hidup kami. Hari ini kami berdoa Tuhan buat sahabat-sahabat, kakak atau adik kami yang tergabung didalam COOL ini supaya ada transformasi yang terjadi. Ubahkan hidup kami Tuhan dan pakai hidup kami sebagai perpanjangan tanganMu. Biar lewat hidup kami ada orang-orang yang diberkati, diubahkan, bahkan bertemu denganMu Tuhan. Kami sehati untuk mendukung saudara seiman kami yang sedang berjuang untuk keluar dari Bad habit mereka Tuhan. 1 hal yang kami minta, bukan Engkau ambil bad habit daripada kami Tuhan, tapi berjalanlah bersama dengan kami keluar dari bad habit yang sudah kami lakukan. Kami serahkan seluruh hidup kami, seluruh COOL kami kedalam tanganMu, biar Engkau yang beracara. Terima kasih Tuhan, hanya didalam namaMu kami berdoa, Amin.
Comments