BE FRUITFUL - WEEK 4 SEPT 2021
- God's DNA
- Sep 30, 2021
- 4 min read

WARM UP

Coba lihatlah gambar diatas! Menurut kalian dimanakah letak dari taman ini? Clue: Di luar Indonesia.
Percaya atau tidak, tempat ini dulunya adalah sebuah padang gurun! Ini adalah Taman Pariwisata di En Gedi di Yehuda, di sebelah barat Laut Mati. En Gedi bukan cuman padang gurun biasa, tapi dulunya hampir tidak dapat ditinggali (inhabitable).
Tapi gimana sih caranya padang gurun ini menjadi taman pariwisata yang sangat subur? Pernah ada seseorang yang menggali sungai terdekat sehingga En Gedi dialiri air. Lalu orang tersebut mulai menanami tanahnya dengan buah buahan, tanah itu dibajak, sehingga tumbuhan mulai tumbuh dan berbuah lebat bahkan sampai hari ini.
Apa yang bisa kita ambil dari cerita ini?
WORD
Di masa pandemi ini, banyak orang merasa stress, bimbang, sedih, kehilangan harapan, tidak pernah merasa puas, tidak tau arah dan tujuan hidup, dan banyak hal negatif yang melingkupi hidup kita. Rasanya kita sedang berjalan di tengah panas teriknya matahari di padang gurun, dan rasanya pandemi membuat kita terbatas untuk melakukan banyak hal. Pekerjaan kita, social-life kita, bahkan pelayanan pun menjadi terbatas.
Yesaya 32:15
Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan
Mungkin banyak dari kita yang merasa diri kita terjebak di pandemi ini, kita merasa tidak mungkin berubah dan berbuah di tengah kondisi pandemi, tapi Firman Tuhan berkata: jika Roh Tuhan turun atas hidup kita dan kita sepakat dengan Tuhan, maka hidupmu akan diubahkan menjadi hidup yang memberkati orang lain.
So, hari ini kita harus sadari betul kalau bahwa pandemi seharusnya tidak menghentikan kita dari melayani Tuhan. Melayani yang dimaksud kali ini bukanlah pelayanan panggung, pelayanan khotbah, dan sebagainya pastinya, tapi melayani Tuhan dengan menjadi berkat untuk orang lain.
Bagaimana kita melangkah untuk menjadi berkat bagi orang lain di tengah pandemi?
WE NEED TO WAKE UP
(9) Hai perempuan-perempuan yang hidup aman, bangunlah, dengarkanlah suaraku, hai anak-anak perempuan yang hidup tenteram, perhatikanlah perkataanku!
Jadi yang pertama yang kita harus lakukan adalah kita harus bangun terlebih dahulu. Kita harus menyadari bahwa sampai saat ini Tuhan menemani hidup kita, Tuhan mengasihi kita, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri. So, jangan lagi kita merasa sendiri ketika masalah mulai menerpa kita, jangan lagi merasa Tuhan nggak peduli dengan masalah-masalah yang kita hadapi, jangan lagi kamu meragukan Tuhan di hidup kita, karena Tuhan lebih dekat dari yang pernah kita pikirkan. Pertanyaannya, apakah kita juga mau datang kepada Tuhan?
Di moment ini kita sudah tidak bisa mengandalkan gereja terus untuk merasakan hadirat Tuhan, tapi di rumah masing-masing kita bisa merasakan Hadirat Tuhan. Ini berarti ibadahmu setiap minggu di rumah akan menentukan
Ayo kembali kepada Tuhan, kembali bangun hubungan kita dengan Tuhan, ayo kita semakin serius dalam beribadah walaupun orang lain ga lihat, tetap kasih pujian dan penyembahanmu yang terbaikbangun mezbah penyembahan dan saat teduh yang sudah tergantikan oleh aktivitas-aktivitas yang lainnya, .
Tidak sekadar bangun, tapi setelahnya kita harus bangkit dari tempat ‘peristirahatan’ kita, tempat kenyamanan kita, dan ambil keputusan untuk melayani orang lain. Banyak dari kita sudah dipenuhi dengan Roh Kudus, tapi kita memutuskan untuk tidak menjadi berkat bagi orang lain. Contohnya: ketika kita punya jadwal me-time, tapi kita diperhadapkan dengan melayani orang tua, melayani teman yang butuh pertolongan.
Kenapa sih kita perlu menjadi berkat bagi orang lain? Karena Tuhan Yesus sendiri telah melayani kita. So, jangan merasa it’s okay untuk tidak berdampak bagi orang lain.
Ketahuilah kita merasa ‘terjebak’ di pandemi dan tidak bisa berbuah itu salah.
The Scriptures say: YOU CAN.
So, Jangan pernah merasa aman hidup di padang gurun. Bangkit dan menjadi teranglah!
2. BE ‘THE WAY’
Setelah kita bangun dan bangkit dari tempat peristirahatan kita, barulah kita bisa melangkah untuk menjadi berkat bagi orang lain di tengah pandemi.
Ketika orang yang pertama kali mengusahakan En Gedi, ada 3 hal yang dilakukan:
Membuat jalur air menuju ke En Gedi → Jadilah orang yang membawa Tuhan kepada orang lain. Karena 1 perjumpaan dengan Tuhan cukup untuk mengubahkan orang tersebut. Usahakan supaya orang lain dapat kesempatan untuk ketemu sama Tuhan.
Menabur Benih → Ketika Tanah yang kering sudah dibasahi dengan air, sudah saatnya untuk dibajak dan ditaburi benih. Setelah perjumpaan dengan Tuhan, orang yang tadinya tidak mau dengar Firman Tuhan, sekarang sudah siap untuk menerima Firman Tuhan. So, mulai tabur benih Firman Tuhan untuk mereka. Dimanapun kamu berada, beritakan kebenaran Firman Tuhan. Tidak perlu dengan ayat ayatnya kita sebutkan, tapi yang menjadi intisari kebenaran Firman Tuhan yang harus kita sampaikan.
Memelihara Taman agar tetap hidup → Untuk membentuk sebuah taman yang penuh dengan buah buahan tidak cukup hanya 1-2 kali proses pemeliharaan, tapi harus berkelanjutan. So kita juga harus tetap memelihara supaya Firman yang sudah ditabur, bertumbuh, supaya pertumbuhan yang sudah diusahakan tidak menjadi mati karena tidak dipelihara.
TO BE FRUITFUL DOES NOT DEPEND ON THE CONDITION, BUT YOU.
Tapi kenapa sih kita mesti lakuin ini semua?
(15) Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan
Karena cuman Roh Kudus yang bisa merombak padang gurun, yaitu pandemi ini menjadi tempat dimana pepohonan tumbuh subur dan berbuah lebat dan ikan-ikan berkeriapan.
YEHEZKIEL 47:10-12
10.) Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.
11.) Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
12.) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Ketika padang gurun En Gedi berubah, tempat itu dipenuhi tumbuh-tumbuhan, ikan-ikan yang berkeriapan, dan buah-buahan yang sangat banyak yang dapat dimakan dan menjadi obat.
Ketika kita membuka jalan bagi sesama kita, kita menaburkan firman Tuhan, kita memelihara mereka, pandemi yang seperti padang gurun ini bahkan dapat menumbuhkan harapan-harapan baru, menyalakan harapan yang padam, mengembalikan api orang-orang yang terhilang, dan memulihkan banyak orang seperti pohon yang tumbuh subur, buah-buahan yang dapat menjadi obat, dan ikan yang berkeriapan di En Gedi.
So, yang perlu kita lakukan untuk menjadi berkat bagi orang lain di masa pandemi adalah:.
Bangun dan bangkit dulu dari tempat istirahat kita dan penuhi diri kita dengan Roh Kudus
Baru kita bisa be the way bagi orang-orang yg membutuhkan, buat temen-temen kita, buat keluarga kita.
APPLICATION
Make time with your Family
Berdoa bersama keluarga
Quality Time with Family (example: membantu pekerjaan rumah, main bersama, ngobrol bareng)
Mendoakan keluarga yang sedang sakit
Comments