CHILD OF GOD - WEEK 3 FEBRUARY 2020
- God's DNA
- Feb 18, 2020
- 6 min read

Value:
Keadaan, keputusan yang salah, kecerobohan, bahkan dosa yang begitu dalam sekalipun tidak membuat kamu kehilangan identitasmu sebagai Anak-anak Allah. Bertobat dan jangan berbuat dosa lagi.
WARM UP
Siapkan Sticky Notes dan Pulpen untuk setiap Anggota COOLmu. Ajak mereka untuk menuliskan 1 mimpi terbesar yang mereka hendak capai di masa depan! Catat masing-masing mimpi anggota COOLmu dan suruh mereka taruh dalam Alkitab mereka, atau cover HP mereka atau di tempat yang mereka sering buka supaya ketika mereka melihatnya mereka ingat akan hari ini!
WORD
1 Yohanes 3:1
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Untuk kamu yang sejak lahir ke dunia ini sudah menjadi Kristen, pasti sudah pernah mendengar bahwa kita adalah Anak-anak Allah, bukan? Ada 1 hubungan yang mungkin belum kamu pahami sepenuhnya tapi out of nowhere diajarkan seperti itu. Kita diajar bahwa ada 1 pribadi yang mengasihi hidup kita walaupun bukan ayah kandung/jasmani kita, yang menyediakan segala hal, yang peduli akan hidup kita, pribadi yang mencipta dari yang tidak ada menjadi ada, yang berkuasa atas alam semesta dan bahkan mengenal hidup kita sebelum kita dilahirkan ke dunia ini. Dialah Bapa di Sorga, dan kita anak-anakNya. Dan untuk kamu yang lahir baru dan memutuskan untuk percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya juga pasti pernah mendengar hal diatas bukan?
Tapi pernahkah terbesit dalam pikiranmu, kenapa Tuhan yang penuh Kasih sayang dan Setia mau menyebut kita sebagai Anak-anak Allah? Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 3:1 berkata bahwa itu semua karena Kasih yang dikaruniakan Bapa terhadap kita. Betapa besarnya Kasih Karunia yang diberikan kepada kita itu! Ilustrasi yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi ini adalah seperti seorang anak yang tidak punya tempat tinggal, tidak punya apa-apa, tidak punya masa depan, hidupnya terpuruk, kumuh, kotor dan tidak layak tapi bertemu dengan seseorang yang begitu kaya dengan seluruh kemegahannya datang kepada anak itu dan berkata: “Aku mau kamu menjadi Anakku, marilah ikut aku”. Kita seperti yatim piatu yang tidak punya harapan untuk hidup karena seluruh keberdosaan kita, tapi Tuhan hadir dalam hidup kita dan mengubahkan nasib hidup kita. Dari seorang yang tidak punya harapan, menjadi orang-orang yang penuh pengharapan. Dari seorang yang harusnya mati, menjadi hidup kembali.
Dan ketika kita mulai mengikuti Bapa, kita dipulihkan, kita dibersihkan dari keadaan kita, kita di jamu makan, diberikan pakaian yang baru, diberikan kepercayaan untuk memegang salah satu ‘usaha’ yang Bapa miliki, diajar untuk mengikuti seluruh peraturan dalam rumah Bapa, dibimbing untuk melakukan apa yang Bapa inginkan dan lebih dari semuanya itu, diberikan akses untuk berbicara langsung pada Bapa secara face to face. Bukankah ini semua adalah Kasih Karunia yang kita terima sebagai Anak-anak Allah?
Namun sekarang, mari berkaca dengan apa yang kita lakukan saat ini. Kita hidup bagi diri kita sendiri. Kita hidup semau kita. Kita mengabaikan Bapa yang telah memberikan segalanya dalam hidup kita dan memilih untuk fokus pada misi pribadi kita. Kita dengan sengaja hidup tidak sesuai dengan peraturan yang Bapa berikan karena kita ketemu dengan orang-orang punya kharisma dan mulai mempengaruhi pikiran kita. Kita lebih banyak mendengar apa yang orang dunia katakan, paham-paham dunia yang terkesan luar biasa, daripada mendengar apa yang Bapa katakan kepada kita. Semenjak kita bergaul dengan orang-orang Dunia, kita lebih asyik berkumpul dengan mereka dibanding bersekutu dengan Tuhan. Bahkan lebih parahnya lagi, kita tinggalkan Bapa karena kita malu punya ‘kebiasaan’ yang Bapa ajarkan demi kita mengejar perkumpulan dengan orang Dunia, mengejar popularitas, mengejar jabatan, mengejar cinta, bahkan mengejar uang. Setelah kita diberikan hidup yang baru, kita mulai lupa siapa kita sebelum kita diselamatkan.
Ada satu kisah dalam Alkitab yang serupa dengan ilustrasi diatas. Kita pasti sudah pernah mendengar tentang perumpamaan Anak yang Hilang. Mari buka Alkitab kita di Lukas 15:11-24
Ada sebuah keluarga, Ayah, Anak Sulung dan Anak Bungsu. Suatu kali Anak Bungsu berkata kepada Ayahnya:
(12) Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu Ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Anak Bungsu, biasanya dikasihi lebih daripada kakak-kakaknya. Lebih diperhatikan, lebih disayang, lebih gampang untuk diberikan apa yang jadi kemauannya. Tapi ternyata di kasihi tidak lebih membuat Anak Bungsu menjadi orang yang sangat tunduk kepada Ayahnya melainkan menjadi orang pertama yang datang kepada Ayahnya dan meminta haknya. Dalam terjemahan bahasa inggris, dikatakan: give me the portion of goods that falls on me. Dengan kata lain, Anak Bungsu dengan penuh kesombongan, merasa sudah banyak berkontribusi, merasa mampu, merasa sudah cukup dewasa untuk mengelola hidupnya sendiri tanpa penyertaan Ayahnya, merasa bahwa ada cara lain untuk menjalani hidup yang lebih ‘bahagia’, merasa bahwa peraturan yang Ayahnya buat membosankan.
Disaat kita merasa mampu, merasa bisa hidup tanpa Tuhan, disitulah titik kejatuhan kita.
Tapi, Ayahnya adalah Ayah yang sangat Baik. Ketika Anak Bungsu meminta hak kesulungannya, diberikannya bagiannya. Walaupun dikondisi tersebut Ayahnya bisa saja mengusir dengan tidak memberikan sepeser uang karena tidak ada hormat sama sekali kepadanya, tapi tidak dilakukannya, karena kasihnya lebih besar daripada amarahnya. Sama seperti Bapa di Surga. Ketika kita berkata kepada Tuhan, Tuhan jangan atur-atur hidupku lagi, biarin aku pegang kendali penuh atas hidupku, aku tau apa yang aku mau kerjakan dalam hidupku, gausah ikut campur. Hidup yang harusnya sudah menjadi milikNya, dia berikan kepadamu. Walaupun Tuhan tahu betul bahwa kamu tidak bisa hidup tanpa Tuhan, Tuhan tau kamu nggak tahu persis apa yang Tuhan persiapkan untuk hidupmu, tapi karena kasihNya begitu besar, dia merelakan kamu untuk ambil sesuatu yang seharusnya kamu ga ambil.
Setelah itu kita tau, bahwa terjadi kelaparan, si Anak Bungsu mengalami kebangkrutan, menderita kelaparan sampai-sampai ia harus bekerja sebagai penjaga Babi. Tidak sampai disitu, ketika ia lapar dan tidak diberikan makanan oleh majikannya, bahkan makan ampas makanan babi pun tidak diizinkan oleh majikannya. Beginilah kondisi ketika kita jatuh didalam dosa, kita akan ditindas habis-habisan. Bahkan kita dinilai tidak lebih berharga daripada babi.
Maka teringat lah Anak Bungsu kepada Ayahnya “Di rumah Ayahku, seluruh pekerja upahan (seperti dirinya) tidak pernah kekurangan makanan, tidak pernah diperlakukan penindasan seperti ini, tidak pernah diperlakukan tidak adil”. Timbulah kegalauan dalam hatinya. Setelah apa yang dia lakukan kepada Ayahnya, masakan dia kembali. Apa yang akan dikatakan oleh kakaknya dan orang upahan Ayahnya? hukuman apa yang harus ditanggung jika ia kembali? Tapi di sisi lain, jika ia tetap berada dalam kubangan Babi, ia pasti mati. Maka diambilah keputusan pada hari itu juga, bahwa:
(18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
(19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Menurutnya tidak mungkin dirinya diterima lagi sebagai anak, bahkan Surga pun melihat betapa dalamnya dan jauhnya telah jatuh dalam dosa terhadap Ayahnya. Namun apa yang terjadi? Firman Tuhan mencatat bahwa:
(20) Ketika masih jauh, ayahnya telah melihatnya lalu tergeraklah hatinya dengan belas kasihan. Ayahnya itu BERLARI mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Ayahnya, yang tadi dipikirnya akan memberikan hukuman dengan sangat berat karena dosanya ternyata berlari, lalu merangkul dan mencium dia. Yang tadinya sudah tidak layak untuk bertemu, bahkan untuk menjadi budak saja pun sudah bersyukur, namun oleh belas kasih Ayahnya, Anak Bungsu itu diperdamaikan. Bahkan tidak hanya diperdamaikan, Ia kembali menjadi anak.
Jubah: berbicara tentang hidup yang baru yang diberikan oleh Bapa di Sorga. Tanggalkan jubah yang lama, pakai jubah yang baru. Tanggalkan kebiasaan yang lama, pakai kebiasaan yang baru.
Cincin: berbicara tentang otoritas. Otoritas yang dahulu sudah tidak ada padamu diberikan kembali. Hak dan kuasa untuk memerintah yang tadinya hilang daripadamu diberikan kembali daripada Bapa.
Sepatu: berbicara tentang identitas. Identitas sebagai Anak Allah kembali kepadamu.
Sama halnya seperti Bapa di Sorga, Ia menantikanmu dari kejauhan dengan tangan yang terbuka dan bersiap untuk Berlari, merangkul, mencium dan mendapatkanmu kembali. Karena kamu berharga di mataNya, kamu adalah kesayanganNya, kamu adalah biji mataNya.
CONCLUSION
Keputusan yang salah, kecerobohan, bahkan dosa yang begitu dalam sekalipun tidak membuat kamu kehilangan identitasmu sebagai Anak-anak Allah. Asalkan kamu mau bertobat. Selama kamu masih belum menghembus kan nafas terakhirmu artinya Tuhan masih memberikanmu kesempatan untuk kembali. Walaupun sulit, walaupun kamu merasa sangat teramat jauh daripada Tuhan, walaupun rasanya tidak mungkin untuk kembali ke hadiratNya, walaupun tidak ada tenaga lagi untuk berjalan ke hadapanNya, mengeranglah, serukanlah pertobatanmu, sebab Ia adalah Allah yang setia dan adil.
1 Yohanes 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Dunia tidak mengenal kasih yang berasal dari Bapa, makanya mereka mencari kebahagiaan semu dari dunia ini. Jangan sekalipun kamu menukar Harta terbesar dalam hidupmu dengan kebahagiaan semu yang dunia tawarkan.
APPLICATION
Masih ingatkah dengan Sticky Notes yang tadi sudah kamu buat di awal? Tuliskan pada halaman belakangnya, “Apapun mimpiku, aku tidak akan pernah meninggalkan Tuhan dalam hidupku”.
Ajak seluruh anggota mu untuk berdoa berpasang-pasangan. Minta mereka untuk saling mendoakan: untuk mimpinya, untuk keluarganya (jika masih ada yang belum mengenal Kristus), untuk pelayananya.
KHUSUS CELL GROUP LEADER: Bawa Jemaat COOL mu untuk ketemu sama Tuhan secara Pribadi.
PRAYER
Tuhan lawat seluruh anggota Cool-Mu hari ini Tuhan, dan jangan ada satu pun yang Tuhan lewatkan. Pulih kan hati kami Tuhan, sembuh kan hati yang terluka, kembalikan pengharapan kami kembali kepadamu, jadikan kami anak kesayanganMu kembali Tuhan. Kami janji Tuhan, kami akan jadi Anak-anak yang sungguh sungguh mengasihi Engkau Tuhan. Berkati masa muda kami Tuhan, pakai masa muda kami menjadi alat bagi kemuliaan namaMu. Terima kasih Tuhan, kami serahkan hidup kami, keluarga kami, COOL kami kedalam tanganMu. Amin.
Commentaires