CONSISTENCY - JUNE 2018 Week 4
- God's DNA
- Jun 7, 2018
- 5 min read

WARM UP
Coba sebutkan hal hal yang konsisten dalam kehidupan kalian.
Ajak anggota COOL untuk duduk berpasangan kemudian saling bertatapan satu sama lain dengan ekspresi bebas dan harus konsisten. Pemenangnya adalah orang yang paling konsisten untuk tidak tertawa. Pemenang diberikan reward (coklat, snack, notes, dan lainnya)
NILAI YANG DI TANAM
Konsisten terhadap Kebenaran Firman Kristus adalah Penginjilan yang Kuat
WORD
WHAT IS CONSISTENCY?
Oxford : Acting or done in the same way over time
KBBI : Tetap (tidak berubah-ubah). Taat. Selaras atau sesuai
READ: Galatia 2: 1-21
Diayat yang kita baca, kita tahu bahwa Paulus pergi ke Yerusalem bersama Barnabas dan Titus untuk memberitakan Injil. Sedangkan Titus bukanlah orang Yahudi (ayat 3), ia adalah orang Yunani yang tidak disunat. Sedangkan orang Yahudi adalah orang-orang bersunat. Tapi, Paulus tidak memaksa Titus untuk disunat agar bisa menjadi umat Allah. Sayangnya, banyak “saudara-saudara palsu” yang menganggap bahwa untuk menjadi umat Allah harus disunat sesuai dengan ajaran Hukum Taurat.
Sunat yang dimaksud pada zaman ini adalah, sunat pertobatan. Terkadang sering kali kita "membeda-bedakan" kehidupan kita dengan teman-teman kita yang belum disunat secara rohani dengan kita yang sudah disunat secara rohani. Kita menganggap bahwa diri kita sudah "lebih baik" dari mereka. Hal itu membuat kita memiliki gap dengan mereka.
GALATIA 2:6
(6) Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
Padahal kalau kita lihat di Galatia 2:6 bahwa Allah tidak memandang muka dan tidak memandang kedudukannya dahulu. Walaupun Titus bukan orang yang bersunat, Titus pun tetap merupakan umat Allah karena iman yang dia miliki dalam Yesus Kristus. Maka, Paulus dengan tegas tidak membiarkan hasutan orang-orang Yahudi tersebut untuk menghalangi kebebasan yang dimilikinya atas imannya pada Yesus Kristus.
"Apapun latar belakang, masalah, dosa dan masa lalu kita, hal itu tidak menghalangi kita untuk mengenal dan dekat dengan Tuhan. Karena Allah bukanlah Allah yang memandang diri kita, Ia tidak pilih bulu, tapi Ia melihat hati kita yang beriman pada Tuhan Yesus."
Di ayat Galatia 2:11-13 Paulus menceritakan pengalamannya ketika Petrus datang ke Antiokhia. Diceritakan bahwa sebelumnya Petrus makan satu meja sehidangan dengan orang-orang yang bukan Yahudi (orang yang tidak bersunat). Tapi, ketika sekelompok orang bersama Yakobus (orang Yahudi bersunat) datang, Petrus malah malah mengundurkan diri dan meninggalkan meja makan itu.
QUESTION: WHY WOULD PETER DO THAT?
Orang-orang yang datang bersama Yakobus itu adalah orang-orang Yahudi Kristen yang menganggap bahwa hanya orang Yahudi saja yang dapat diterima sebagai umat Allah. Orang Yahudi tersebut juga menganggap bahwa mereka harus menjaga jarak dengan orang yang bukan Yahudi sehingga mereka tidak mau makan semeja dengan orang bukan Yahudi karena mereka menganggap hal itu menajiskan diri. Petrus ingin menghindarkan diri dari masalah tersebut sehingga petrus memutuskan untuk meninggalkan meja makan. Tapi sikap yang diambil oleh Petrus itu justru mempengaruhi orang lain termasuk pemimpin jemaat. Bahkan Barnabas pun melakukan hal yang sama.
Kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan selalu diperhatikan dan dilihat oleh orang lain. Orang mungkin berkata,
“Dia adalah umat Kristen tapi tindakannya ga mencerminkan Karakter Kristus....”
OR MAYBE?
"Dia jemaat gereja tapi gaada bedanya sama sekali sama temen-temennya yang gapernah gereja..."
Jika karakter kita sama seperti dunia dan tidak sesuai kebenaran, maka orang lain akan beranggapan bahwa mereka bisa bertindak sama seperti dunia juga. Sedangkan sebagai saksi Kristus, Perbuatan, Tingkah Laku, dan Perkataan yang keluar dari diri kita juga harus mencerminkan karakter Kristus yang tedapat dalam buah Roh. Sehingga orang lain akan merasakan perbedaan antara diri kita (yang merupakan saksi Kristus) dengan orang duniawi yang bertindak tidak sesuai kebenaran. Kehidupan kita pun bisa menjadi dampak bagi orang diluar sana.
Paulus pun menegur Petrus sebab menurut Paulus, tindakan yang diambil oleh Petrus tidak KONSISTEN dengan KEBENARAN yang dipegangnya. Di ayat 9 Petrus mengatakan untuk sama seperti halnya Paulus menerima orang-orang bukan Yahudi yang percaya pada Kristus adalah umat Allah sama seperti orang-orang Yahudi yang kemudian percaya pada Kristus. Itulah sebabnya Paulus menegur Petrus yang seharusnya tetap mau makan sehidangan dengan orang-orang yang bukan Yahudi tersebut. Bahkan, menurut Paulus apa yang dilakukan Petrus dan kawan-kawannya adalah KEMUNAFIKAN sebab mereka tidak konsisten dengan kebenaran yang mereka ungkapkan dan pegang. (ayat 13)
Galatia 2:14
(14) "Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
Berdasarkan teguran yang diberikan Paulus pada Petrus, kita bisa belajar beberapa hal penting:
1. KETEGASAN
Tegas merupakan salah satu sikap yang perlu dilakukan dalam mempertahankan hal yang benar dalam firman Tuhan. Tegas BUKAN berarti kasar. Tegas juga harus dinyatakan dengan cara yang benar. Hal menarik dalam ketegasan Petrus menyatakan kebenaran ialah Petrus tidak bergantung pada siapa ia berbicara. Walaupun Petrus adalah orang yang sangat dihormati oleh jemaat, Paulus tetap menyatakan kebbenaran. Ada kalanya juga tegas dengan orang yang seumur dengan kita ataupun yang lebih muda. Tegas dengan hal yang benar artinya TIDAK KOMPROMI dengan hal yang salah, serta tidak pandang bulu dalam menyatakan kebenaran.
2. KONSISTEN
Konsisten dengan kebenaran Firman Tuhan. Sikap yang diambil Petrus tidak menunjukan sikap yang konsisten. Terhadap orang yang bukan Yahudi, ia malah meninggalkan mereka dan tidak mau satu hidangan dengan mereka. Tindakannya ini menyangkali kebenaran yang ia pegang bahwa orang yang bukan Yahudi yang percaya juga pada Yesus adalah umat Allah yang tidak berbeda dengan orang Yahudi yang percaya pada Yesus.
Galatia 2:13
(13) Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
Tindakan yang diambil oleh Petrus mempengaruhi tindakan yang diambil oleh orang Yahudi lainnya, bahkan tindakan Barnabas pun mengikuti tindakan Petrus. Apa yang kita lakukan dapat mempengaruhi orang lain. Sikap buruk kita bisa mempengaruhi orang lain untuk ikut dengan kesalahan kita. Tindakan dan perilaku kita yang tidak baik bisa menjadi pemicu kejatuhan orang lain. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memiliki INTEGRITAS dalam diri kita untuk selalu MELAKUKAN KEBENARAN walaupun kebenaran tidak selalu menyenangkan; karena kebenaran menuntuk kerelaan hati.
Integritas membuat diri kita KONSISTEN antara kebenaran yang dipegang dengan perlakuan kita.
Orang yang berintegritas adalah orang yang memiliki standar. Jika standar hidup kita adalah Firman Tuhan, maka ketika ada godaan dosa, kita tidak akan terbawa arus dosa itu. Kita tetap KONSISTEN untuk TETAP BERPEGANG PADA FIRMAN TUHAN karena kita memiliki INTEGRITAS.
Walaupun kita hidup ditengah orang-orang yang tidak mengenal kebenaran dan bertindak sesuai dunia, kita tetap harus KONSISTEN untuk selalu mengikuti kebenaran.
Contoh:
Kita melihat teman kita vaping/merokok, sedangkan kita mengetahui kebenarannya bahwa vaping/merokok itu tidak sesuai dengan Firman karena akan merusak tubuh. Maka, kita harus tetap konsisten dalam kebenaran yang kita pegang tersebut. Karena kita memiliki integritas, dan standar hidup kita adalah Firman Tuhan, kita akan tetap bisa konsisten untuk tidak ikut-ikutan.
Bahkan, dengan integritas yang kita punya untuk selalu konsisten dalam Tuhan, orang lain akan melihat bahwa anak-anak Tuhan memiliki value yang berbeda dengan orang dunia. Kita bisa menjadi dampak bagi orang-orang tersebut sehingga melalui kehidupan kita yang sesuai dengan Kristus, kita dapat menyelamatkan mereka dan bukan menjerumuskan mereka.
CONCLUSION
Hidup sebagai anak-anak Tuhan ditengah dunia membutuhkan integritas untuk selalu konsisten dalam bertindak, bersikap, dan berkata-kata.
Mari kita sama-sama untuk SELALU SESUAI dengan kebenaran walaupun sekeliling kita tidak melakukan kebenaran. Juga kita harus menjadi contoh bagi orang lain untuk memiliki karakter sesuai buah roh. Konsistensi kita bisa menjadi DAMPAK bagi orang lain.
Dengan integritas yang kita miliki dan dengan pimpinan Roh Kudus, membuat kita konsisten untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran Firman.
APPLICATION
Selama seminggu kita harus beresin kamar dan merapihkan tempat tidur tanpa bantuan orang tua.
Setiap hari kita harus membaca alkitab minimal 2 pasal, secara konsisten dan di laporkan di group COOL apabila sudah menyelesaikan pembacaan alkitab.
Konsisten membagikan firman Tuhan ke Social Media setiap hari dengan #IAMIN
PRAYER
Berdoa meminta pimpinan Roh Kudus untuk menguatkan diri kita sehingga mampu untuk selalu konsisten dalam menjalankan kebenaran Firman Tuhan.
Agar selalu menjadi dampak bagi orang sekitar melalui tindakan, sikap dan perkataan kita yang sesuai Firman Tuhan.
Comments