DO SOMETHING - WEEK 3 SEPT 2021
- God's DNA
- Sep 22, 2021
- 6 min read

WARM UP
Yang menjadi pertanyaannya adalah “Apakah kita masih bisa bergerak didalam sebuah keterbatasan? Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana caranya?
Hari ini kita akan belajar mengenai tindakan yang dilakukan oleh Paulus ketika dia di penjara. Paulus mengalami banyak tekanan dan keterbatasan tetapi ia masih tetap bisa melakukan sesuatu dan dampaknya bisa dirasakan orang lain.
WORD
Pandemi yang kita alami saat ini, telah membuat kehidupan kita menjadi terbatas. Banyak hal yang menjadi terbatas, seperti pertemuan kelas kita menjadi sebatas tatap maya, ibadah hari minggu kita juga menjadi terbatas, waktu kita ingin makan diluar juga sekarang menjadi terbatas. Hal ini yang mungkin telah merubah sikap hati kita menjadi “hati yang sebatas”.
Disaat sebelum pandemi ini terjadi, mungkin kita semangat untuk melayani Tuhan di gereja, kita semangat untuk ikut semua kegiatan doa-doa yang ada, kita semangat buat jangkau semua temen-temen kita. Tetapi sekarang karena adanya keterbatasan menjadi alasan untuk kita melakukan semuanya menjadi sebatasnya aja, bahkan mungkin kerohanian kita pun menjadi sebatasnya saja, kalo ibadah ya cukup sebatas nonton saja tanpa perlu aktif ikut menyembah.
Jangan sampai kita terjebak dalam batasan-batasan yang ada dan membuat kita menjadi berhenti bergerak untuk menyelamatkan teman-teman kita yang masih terhilang di luar sana. Maka dari itu kita perlu bertindak diluar keterbatasan kita, supaya kuasa Tuhan itu nyata didalam kehidupan kita.
Tapi sebelum kita pergi keluar dan melakukan sesuatu, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui:
1. Kita dikasihi oleh Tuhan
Kita harus sadar kalo kita sudah dikasihi oleh Tuhan dengan kasih agape(kasih cuma-cuma). Ketika kita sadar kalau kita sudah memiliki KASIH ITU (AGAPE), kasih itulah yang seharusnya kita berikan pada orang lain juga, bukan kasih filia, eros, ataupun storge.
Kasih agape itu apa sih? KasihNya Tuhan Yesus yang rela berkorban di kayu salib untuk semua orang, bahkan untuk mereka yang menyalibkan Tuhan sekalipun. Tanpa Syarat. Kasih yang tanpa pamrih, yang tulus, tanpa membeda bedakan orang lain. Setiap kita yang penuh dengan kasih Tuhan, kasih itu pasti terpancar juga buat sesama kita.
Siapa banyak menerima kasih Tuhan, dari dia juga akan banyak mengasihi.
Ketika kita menerima dan memahami kasih Tuhan itu secara penuh di hati kita, kita tidak perlu mencoba untuk sabar, menahan diri, memaksa seolah olah itu tugas, tetapi itu akan otomatis muncul dari kerelaan hati karena kita tau kita sudah dikasihi Tuhan terlebih dahulu.
Sama seperti Tuhan sudah mengasihi kita dengan All-out, kita juga perlu mengasihi Tuhan dan sesama kita dengan All out.
2. Kita percaya akan Janji Tuhan
Wilderness adalah gambaran kesulitan, ketakutan, kekhawatiran apalagi di masa pandemi ini. Umumnya manusia mundur, putar balik, menjauh ketika berhadapan dengan wilderness tapi hal itu tidak berlaku bagi orang yang membuka mata dan telinga lebar lebar pada janji Tuhan.
Yosua dan Kaleb menolak untuk mundur dari janji Tuhan, mereka berani menentang suara mayoritas karena mereka membuka mata lebar-lebar, mendengar baik apa yang menjadi janji Tuhan atas bangsa Israel. Mereka percaya bahwa Tuhan ada dan berkenan untuk membawa mereka masuk, karena yang mereka lihat pun benar bahwa tanah itu adalah tanah yang berlimpah susu dan madu.
Darimana kita tau janji Tuhan? Darimana muncul iman kita ? Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan, keintiman pada Tuhan akan membuat kita tau janji Tuhan dan melangkah maju. Tuhan menyertai kita semua bahkan dalam kesesakan sekalipun. Untuk berdampak, pertama kita harus pegang janji Tuhan, bukan kalah dengan keadaan.
“Eyes on God, ears hearing on His Word”
3. Dengar Panggilan Tuhan dan Mulailah untuk bergerak.
Yakobus 2:17-18
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
“Ketaatan dan iman menuntut perbuatan”
Jika kita sungguh” melihat pada Tuhan, sungguh rindu untuk taat, Tuhan pasti sertai, jangan takut !! Walaupun sulit tetap taat !! Hal apa sih yang bisa kita lakukan ? mulai dari hal kecil pun bisa kita lakukan seperti memberi dari yang kita punya, memberi waktu kita mendengarkan teman”, menolong orang lain, mensupport teman kita dengan kata membangun dan sebagainya.
Ketaatan kita dimulai dari hal kecil yang lama-lama menjadi ketaatan yang besar.
“Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka
Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.”
Kis 16:23-24
Pada saat itu, Paulus sedang dalam pelayanannya di Filipi. Dan ketika itu, Paulus mengusir roh tenung yang ada dalam diri seorang hamba perempuan. Roh tenung ini yang membuat orang-orang menjadi kaya raya, tetapi Paulus mengusir roh itu. Akibatnya, banyak orang yang tidak suka kepada Paulus karena penghasilan orang-orang itu menjadi lenyap. Dan pada akhirnya, Paulus diseret, diadili, dan dimasukkan ke penjara. Mungkin hal yang sama yang dialami oleh Paulus saat itu, sedang kita alami juga saat ini. Pencobaan-pencobaan dan masalah itu mulai datang dalam hidup kita sampai pada akhirnya membuat kita masuk kedalam “penjara” yang membuat kita menjadi merasa seakan-akan tidak bisa berbuat apa-apa.
Kita terbelenggu oleh suasana hati kita yang berubah-ubah, kita terbelenggu oleh kondisi hidup kita yang penuh ketidakpastian, kita terbelenggu oleh keadaan yang mengharuskan kita untuk daring, kita terbelenggu oleh kesibukan kita sampai membuat kita mengesampingkan Tuhan. Terlalu banyak sekali alasan yang kita pakai karena keadaan yang sedang terjadi. Dan membuat kita seakan-akan tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya membuat kita berhenti bergerak untuk menjadi berkat disekitar kita.
Lalu apa yang dilakukan Paulus didalam keterbatasan yang ia alami pada saat itu:
“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”
Kis 16:25
1. Paulus berdoa dan bermazmur bagi Tuhan
Ditengah-tengah keterbatasan dan tekanan yang Paulus sedang alami. Paulus justru datang kepada Tuhan, memuji dan menyembah Tuhan. Padahal kalo kita lihat dari apa yang dialami Paulus, tentu Paulus bisa saja marah dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Mungkin akan timbul pertanyaan dalam hati kita “Kok bisa ya Paulus ditengah keadaan seperti itu masih sempat-sempatnya datang kepada Tuhan?”.
Bagaimana kita sekarang yang ada dimasa pandemi ini, kita belum diposisi seperti Paulus, kita belum difitnah lalu dilemparkan ke penjara dan kaki kita pun juga belum dibelenggu sama pasungan yang kuat. Tetapi justru malah kita bersungut-sungut dan mungkin meninggalkan Tuhan secara tidak sadar di masa pandemi ini. Tetapi apa yang dilakukan oleh Paulus? Paulus memilih untuk tetap ter-connect sama Tuhan, tetap memuji dan menyembah Tuhan, dan tetap menyenangkan hati Tuhan. Mulai bangun hubungan lagi yang intim sama Tuhan.
2. Tidak gengsi untuk Tuhan
Di ayat 25 dikatakan bahwa “Dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka” artinya ketika Paulus berdoa dan memuji Tuhan, dia ga sembunyi-sembunyi, dia ga bernyanyi dengan pelan-pelan, dan tandanya dia tidak gengsi untuk menyatakan dirinya bahwa dia adalah anak Tuhan. Padahal Paulus pada saat itu sedang ada ditengah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, pencuri, pembunuh, dan orang-orang jahat lainnya. Terkadang kita gengsi untuk membagikan ayat-ayat Firman Tuhan di sosial media kita karena kita takut dijauhi oleh teman-teman kita, karena kita dibilang terlalu rohani.
Gengsi hanya akan menjadi penghambat untuk kita menjadi dampak dan berkat untuk sekitar kita.
Mulailah dari membagikan apa yang kita dapat dari cool hari ini, kita sama-sama share di media sosial kita, agar banyak orang dapat mendengar dan menjadi percaya kepada Tuhan.
Ketika Paulus memutuskan untuk tetap berdampak buat orang-orang disekitarnya. Padahal Paulus pun sedang didalam keadaan yang penuh tekanan dan keterbatasan. Tetapi dia memilih untuk tetap bergerak dan memberi dampak buat orang-orang disekitarnya. Dan pada akhirnya orang-orang yang di penjara bersama dengan dia, menjadi bertobat dan memberi diri dibaptis.
“Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.
Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah”
Kis 16:32-34
Ketika kita berada di dalam keterbatasan yang kita alami sampai saat ini, putuskanlah untuk tetap ingin menjadi berdampak dan berkat bagi lingkungan disekitar kita. Percayalah, justru disaat itulah tangan Tuhan sendiri yang akan bekerja diluar batas kemampuan kita. Dan kita akan melihat bukan hanya teman kita saja, tetapi keluarga demi keluarga juga Tuhan akan ubahkan dan memberi diri untuk dibaptis.
Mulailah Do Something dimanapun kamu berada. Di rumahmu, di sekolah-onlinemu, di pertemananmu, dimanapun kamu berada.
APPLICATION
Make time with your Family
Berdoa bersama keluarga
Quality Time with Family (example: membantu pekerjaan rumah, main bersama, ngobrol bareng)
Mendoakan keluarga yang sedang sakit
Comments