Finding Rest - WEEK 1 AUGUST 2021
- God's DNA
- Aug 6, 2021
- 5 min read

WARM UP
Semua dari kita pernah merasakan yang namanya “istirahat”, istilah “istirahat’ biasanya digunakan ketika ada sebuah kegiatan dan dilakukan jeda agar kita bisa mengumpulkan lebih banyak energi untuk melanjutkan kegiatan tersebut sampai selesai.
Coba Ceritakan :
pengalaman “istirahat” yang paling tidak terlupakan seumur hidup kita sampai saat ini ?
Menurut kalian, apakah beristirahat adalah hal yang salah ?
WORD
Kita harus mengerti bahwa kita hidup dalam tubuh, jiwa, roh. Artinya bukan hanya tubuh saja yang harus dirawat atau di perhatikan, kita pakai skin care, berpakaian rapi, kita mandi, kita olahraga, untuk merawat tubuh tapi kita lupa bahwa ada jiwa dan roh yang juga harus kita perhatikan. Akhir-akhir ini banyak sekali orang, bahkan anak-anak muda yang menggunakan kata “Stress”, “gue lagi stress nih”, “gue stress banget sama kerjaan, sekolah, kuliah,dll”, “stress banget sama corona”, dan masih banyak lagi. Stress adalah sebuah keyakinan bahwa kita tidak mampu untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi. Stress dapat diprovokasi ketakutan, kekuatiran, kecemasan, oleh karena itu kadang saat kita takut, kuatir, panik kita langsung mengaitkannya dengan stress.
Jika dibandingkan, mana yang lebih mudah ditenangkan antara keluarga/ sahabat kita sedang sedih atau marah atau orang asing yang kita temui di halte atau bus sedang sedih atau marah? Pasti keluarga kita atau sahabat kita, kenapa ? karena kita sudah mengenal mereka, mengenal ciri2 saat mereka marah, mengenal hal yang bisa menenangkan mereka, dll. Jadi betapa lebih mudahnya menghadapi suatu masalah atau emosi ketika kita mengenal masalah yang sedang kita hadapi. Apa yang dimaksud dengan mengenal ? mengenal disini adalah kita tahu kenapa kita masuk dalam masalah tersebut, kita tahu emosi yang akan muncul dari adanya masalah tersebut dan kita tahu bagaimana cara kita harus bereaksi terhadap masalah tersebut.
it's not stress that kills us, it is our reaction to it - Hans seleye
Selain stress kita juga sering sekali mendengar kata “Burnout”, banyak sekali di social media topik yang mengangkat soal “Burnout”. Kita semua memiliki resiko terkena Burnout ketika kita mendorong diri kita untuk melakukan terlalu banyak hal tetapi kita tidak memiliki bantuan yang cukup. Ketika kita tenggelam dengan diri kita sendiri, pikiran kita sendiri, dan kita akan secara perlahan meninggalkan support system kita, padahal disaat banyak hal yang datang ke dalam kehidupan kita, kita membutuhkan yang namanya “support” untuk bisa membantu kita.
“Wah Kak, sekarang kan lagi covid, saya nggak ngapa-ngapain, saya kerja aja nggak ful, sekolah atau kuliah juga gitu2 aja, nggak sibuk-sibuk amat” apakah orang yang tidak terlihat sibuk di luar tidak akan terkena burnout? Belum tentu, pikiran kita juga berpengaruh pada seluruh reaksi yang akan kita miliki. Ketika kita merasa di covid ini kok kerjaan begini, kuliah dan sekolah begini, kok kurang produktif, kok kurang a,b,c dan d maka secara perlahan ekspektasi yang selalu berputar di dalam pikiran kitalah yang akan membuat kita burnout. Ketika kita tidak bisa memenuhi ekspektasi kita, kita maunya a, atau b, atau c, tapi kok tidak mungkin, kok keadaan sangat tidak menentu, disitulah celah untuk kita akan merasa burnout.
Yohanes 10:10
Pencuri berusaha maksimal agar kita tidak menyadari apa yang dia ambil dari kita. Sama seperti kehidupan kita, terkadang kita tidak menyadaari kerohanian, iman, dan pengharapan kita diambil dari kita.
Pencuri tidak membutuhkan pintu yang lebar untuk mencuri, ia hanya membutuhkan jendela atau pintu yang lupa di kunci. Pencuri membutuhkan pikiranmu yang suka overthinking, membutuhkan hati yang tidak dijaga hubungannya dengan Tuhan. Kemudian yang dilakukan saat kita stress atau burnout adalah menajamkan setiap pikiran,menajamkan kebohongan kita. Ia tidak bisa membunuh kita dalam tubuh dan jiwa kita, tapi ia bisa membunuh kerohanian kita. Itulah tujuan Iblis menaruh “stress atau burnout” dalam hidup kita, sehingga fokus kita sama Tuhan di tarik dan kita disibukan dengan banyak hal yang banyak, yang tidak ada habisnya, yang berulang, sehingga kita lelah dan kita kehilangan kerohanian kita. Jadi hari ini, kalau kita ingat kita ada di masa itu, ada 3 R yang bisa membantu kita untuk keluar
Rest
Ini adalah hal termudah yang bisa kita lakukan, tetapi jarang sekali kita bisa lakukan. Jika kita ingin memiliki pemikiran yang sehat kita harus beristirahat, terkadang orang menganggap istirahat itu adalah sebuah hambatan kita untuk produktif, benar istirahat itu melakukan sebuah jeda tetapi perlu di ingat, beristirahat bukan berarti tempat untuk berhenti melainkan tempat untuk mengisi tenaga untuk melaju lebih lagi. Kalau kita terbiasa melihat/ ikut pertandingan olahraga (apapun bidangnya), kita pasti akan tahu bahwa waktu istirahat adalah waktu yang digunakan secara maksimal untuk mengisi tubuh dengan energi yang baru. Semua orang berhak memiliki itu, beristirahat adalah sebuah pilihan yang bisa kita lakukan secara aktif. Kita seringkali melihat kehidupan yang serba sibuk, yang serba penuh dengan banyak aktivitas dan kadang kita menginginkannya tapi kita lupa dengan keadaan yang ada di dalam (hati kita) apakah hati kita masih dalam keadaan yang sehat atau sebenarnya sudah mulai exhausted ?
Life abundantly starts from your inside
Kita harus tahu bahwa hidup kita bukan sebuah pertandingan lari sprint, lari sekencang-kencangnya. Tetapi hidup kita adalah Marathon, arena nya panjang, butuh keseimbangan ketika menjalaninya, bukan hanya kerja keras untuk 1 - 2 bulan selanjutnya selesai, tapi sampai Tuhan datang kesemibangan itu harus tetap ada.
Reframing
Kita tidak akan pernah bisa memiliki hidup yang positif ketika kita memiliki pikiran yang negatif. Ini adalah salah satu hal yang terlihat mudah namun sulit dilakukan “miliki pikiran yang positif”.
your life will always move in a direction in your strongest thought
Kita pasti pernah mendengar orang tua atau siapapun yang berkata “jangan dipikirin, nanti kejadian beneran lho!” atau “hati-hati, perkataan adalah iman lho!” yes, karena hidup kita akan berjalan sesuai dengan pikiran kita. Kita merasa tidak mampu, kita merasa sendirian, kita merasa tidak berharga maka hidup akan menggiring kita sesuai dengan pikiran yang kita miliki.
So, kalau kita masih memiliki banyak pikiran negatif, pikiran yang tidak sepantasnya ada dalam hidup kita, kita harus belajar untuk meninggalkannya. Biarkan perkataan Firman Tuhan yang boleh berkata-kata dalam pikiran kita saja.
Reachable
Nah, yang ke 3 ini juga salah satu hal yang sebenarnya sangatlah mudah, tapi entah kenapa sulit sekali untuk bisa kita lakukan “be reachable”. Reachable adalah “gampang di hubungi, di contact, di tanyakan kabar, diperhatikan, dll. Semakin kita reachable semakin banyak orang yang bisa menolong kita maupun orang yang kita tolong. Sering kali kita bersembunyi dari orang karena pikiran-pikiran negatif kita. Kita nggak mau ketemu orang, menghindari di contact sama orang, karena kita memiliki pikiran yang tidak seharusnya terhadap orang yang mencoba untuk menghubungi kita. Kita menghancurkan jembatan yang seharusnya bisa mereka gunakan untuk datang dalam kehidupan kita, jadi tidak ada akses sama sekali.
Be reachable ! orang yang bersedia ditolong, yang tahu dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan. Jadilah juga orang yang siap menjadi pennolong bagi orang lain.
APPLICATION
1. Ceritakan akhir-akhir hal apa yang membuat kita sulit istirahat
2. Ceritakan hal apa yang biasanya menjadi moment "istirahat" ketika kita sedang lelah atau banyak yang di kerjakan.
Comentarios