FRUITFUL LIFE - WEEK 2 NOVEMBER 2019
- God's DNA
- Nov 14, 2019
- 4 min read

VALUE
Your Fruits define you. Dari buahnyalah kita sebagai anak-anak muda dapat kenal.
WARM UP
Bicara soal buah, saya yakin dan percaya kita sudah cukup sering mendengar perumpamaan ini. Sebuah pohon akan diketahui jenisnya berdasarkan buah yang muncul dari pohon itu sendiri. Pohon mangga pasti akan menghasilkan buah mangga, pohon apel tentu akan menghasilkan buah apel, dan terus selanjutnya untuk berbagai jenis pohon yang ada. Namun tahukah kita bahwa melihat buahnya saja tidaklah cukup. Terkadang kita akan cenderung memetiknya dan merasakannya terlebih dahulu baru kita akan membuat sebuah pernyataan yang lebih lanjut apakah pohon ini atau pohon itu merupakan pohon buah yang baik atau tidak. Bila ternyata buahnya asam atau dirasa kurang enak kita akan melakukan upaya supaya buahnya menjadi manis. Kita akan merawatnya lebih hati-hati, mencari info di internet, menyiramnya lebih rajin, mungkin harus dicangkok, bahkan mungkin harus diberikan vitamin supaya menghasilkan buah yang baik. Ketika pohon tersebut berhasil menghasilkan buah yang baik barulah kita menyebutnya "Pohon yang baik". Sayangnya tidak sedikit pohon yang pada akhirnya harus di tebang atau di bakar saking tidak bisa diselamatkan, tetap menghasilkan buah yang buruk bahkan kini memiliki penyakit. Menyedihkan bukan ?
Sama halnya dengan hidup kita, selama ini kita sibuk menghasilkan buah, that's good. Pertanyaannya adalah "apakah itu sudah cukup? Apakah ketika ada buah yang keluar dari hidup kita dapat diklaim bahwa kita adalah pohon yang cukup baik?" Bahkan akhir-akhir ini kita sering melihat artificial fruits yang digunakan sebagai "pajangan" saja. Bagaimana jika hidup kita sudah menghasilkan buah tapi ternyata buahnya asam, tidak seperti yang seharusnya, mungkin "kelihatannya" bagus atau enak tapi saat dirasakan ternyata tidak seenak kelihatannya.
Pasti sebagian dari kita pernah merasakannya, tertipu penampilan buah yang terlihat segar dan enak namun rasanya ternyata mengecewakan. Jadi fruitful life tidak hanya berbicara soal "apakah pohonnya berbuah atau tidak" tapi "bagaimanakah kualitas buah yang dimiliki".
WORDS
Lukas 6 : 43-45
“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
Hari-hari ini kita harus belajar jadi Kristen yang dewasa, mengapa begitu ? kalau kita memiliki perkebunan, kita pasti akan secara rutin menginspeksi kebun tersebut bukan ? dan saya yakin yang boleh terlibat dalam inspeksi tersebut adalah orang dewasa, setidaknya yang sudah bisa dipercaya, tidak mungkin anak kecil. Kita akan memeriksa apakah keadaan-nya cukup baik, apakah ada hama, apakah berpenyakit, dan sebagainya, dari situlah kita tahu keadaan perkebunan kita seperti apa. Kita tahu bahwa hidup kita harus berbuah, jadi kita sendirilah yang harus menginspeksi buah yang kita punya, bagaimana keadaan buah yang kita hasilkan? apakah cukup berkualitas atau malah sebaliknya ? bagaimana cara kita bisa cek keadaan buah dalam hidup kita ?
Dikatakan bahwa “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik”. Kata “menghasilkan” menurut KBBI memiliki arti sebagai “sesuatu yang diadakan karena usaha, proses atau kerja keras”. Sesuatu yang diadakan adalah sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Jadi buah yang ada dalam hidup kita tidak mungkin muncul dengan sendirinya atau bahkan bawaan sedari lahir. Buah dalam kehidupan kita akan kita dapatkan melalui usaha yang kita lakukan ataupun proses yang kita hadapi. Di sekolah atau kampus ketika kita sedang ujian atau mengerjakan tugas, saat kita mengusahakan untuk belajar dan mengerjakannya sendiri maka ada buah integritas yang sedang kita usahakan. Ketika kita berusaha mengasihi orang yang mungkin membenci kita sedang mengusahakan buah kasih ada dalam hidup kita. Masih ada banyak buah yang harus kita usahakan ada dalam kehidupan kita.
Yakobus 1 : 3-4
"Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."
Pernahkah kamu memakan buah yang tidak matang ? pasti rasanya aneh bukan? Keras, asam, dan berbagai keanehan lainnya. Pastikan kehidupan kita memiliki buah yang matang. Ada dua ciri buah yang sudah matang yang paling mudah untuk kita lihat.
Terjadi perubahan warna, yang tadinya berwarna kemudaan menjadi agak ketua-tuaan, ada beberapa buah yang memunculkan tanda-tanda bercak. Ketika buah yang kita miliki mulai matang seharusnya ada perubahan cara hidup yang kita miliki, bagaimana cara kita menghadapi masalah, bagaimana kita menghidupi keseharian kita, dll. Akan ada sesuatu yang berbeda yang tadinya mungkin kurang baik menjadi sesuatu yang baik. Karena buah yang kita miliki perlahan-lahan menjadi buah yang matang.
Buahnya manis, sebuah pohon tidak mungkin memakan buahnya sendiri. Buah yang dihasilkan pasti ada untuk menguntungkan pihak lain disekitarnya. Buah yang ada dalam kehidupan kita bukan hanya untuk kita rasakan seorang diri, namun untuk dirasakan dan dinikmati oleh orang lain. Buah yang kita miliki dapat menjadi sumber harapan bagi orang lain. Mereka yang lapar bisa dikenyangkan dengan adanya buah kita, oleh sebab itu kita harus memiliki buah yang manis. Ketika orang mulai lelah dan mau menyerah dengan permasalahan mereka mereka melihat buah kesetiaan dalam hidup kita maka mereka menjadi dikuatkan. Ketika ada seseorang yang membenci orang lain dan melihat buah mengampuni dari hidup kita maka mereka akan belajar mengampuni.
Hal tersebut dapat kita peroleh dengan satu cara yaitu “tekun”. Ketika kita diperhadapkan proses dalam hidup kita dan kita memilih untuk tekun saya percaya ada buah yang dihasilkan dari sana. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, dalam bahasa inggris kata buah yang matang di translate menjadi “perfect work”. Ketika kita berhasil memiliki buah yang matang dan berkualitas dalam kehidupan kita maka alkitab katakan kita menjadi: sempurna dan utuh. Dari buah yang kita punyalah orang dapat mengenal kita (Matius 7 : 20)
CONCLUSION
Buah yang kita miliki menentukan siapa kita di mata orang. Oleh sebab itu kita harus hidup sebagai anak-anak muda yang memiliki hidup yang berbuah dan buahnya berkualitas supaya dapat dinikmati oleh banyak orang. Karena dari buahnyalah seseorang dikenal.
APPLICATION
Dalam galatia 5 : 22 - 23 terdapat buah roh yang harus kita miliki. Dikatakan “buah Roh” bukan “buah-buah Roh” artinya jika salah satunya belum ita miliki maka kita belum memiliki “buah Roh” seutuhnya. Buatlah checklist buah Roh bersama seluruh anggota COOL dan praktekan selama 1 minggu kedepan Buah Roh yang terdapat pada ayat tersebut.
PRAYER
Tuhan Yesus terimakasih atas kesempatan untuk kami boleh terus bertumbuh dalam komunitas ini. Kami mau lebih bertumbuh lagi ya Tuhan, dan kami mau memiliki buah yang manis dalam kehidupan kami. Pimpin kami ya Bapa agar kami menghidupi dan terus mengusahakannya suapa hidup kami berbuah dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Amin
Comments