GOING DEEPER - WEEK 3 JULY 2020
- God's DNA
- Jul 23, 2020
- 4 min read
Updated: Aug 6, 2020

WARM UP
Siapa disini yang pernah tenggelam? Atau hampir tenggelam?
Coba ceritakan apa yang terjadi saat itu dan bagaimana perasaan kalian pada saat itu?
*coba berdiskusi ajak anggota menceritakan pengalaman berenang mereka*
WORD
Yehezkiel 47 : 1-5
47:1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah 47:2 Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. 47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki. 47:4 Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang. 47:5 Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Kalau kita perhatikan benar-benar, dari awal kita baca ayat ini kita melihat malaikat tersebut meminta Yehezkiel (yang menggambarkan sebagai kita) untuk masuk kedalam air sebanyak 3x. Selama 3x tersebut kedalaman air semakin bertambah. Dari yang pertama semata kaki, bertambah selutut, sampai yang ke 3 adalah sepinggang dan yang paling akhir setelah di ukur 100 hasta lagi, dikatakan bahwa air tersebut sudah menjadi sungai. 3x ia diminta untuk masuk ke dalam air. Pernah nggak kalian disuruh melakukan sesuatu sampai orang tersebut berkali-kali memintanya? Beberapa dari kita pasti bete atau enggak suka.
Perlu kita ketahui, terkadang untuk kita “mau” terus berenang kedalam harus ada orang yang “memaksa” kita untuk sampai kesana, karena ternyata sedikit sekali orang yang “mau” belajar berenang sampai kedalaman. Mereka merasa cukup dengan “kemampuan” berenang mereka yang segitu saja sehingga kedalamannya tidak bertambah. Hari ini kita harus ingat, kalau kita merasa kita tidak berada di kedalaman yang “cukup dalam” di hadirat Tuhan mungkin sedang tidak ada orang yang memaksa kita untuk terus masuk lebih dalam. Orang tersebut bisa kakak rohani atau COOL yang kita miliki saat ini.
Mungkin kita merasa sudah tergabung di COOL dan bahkan sudah memiliki kakak rohani, tapi apakah kita sudah membiarkan diri kita dipaksa untuk masuk lebih dalam ? Karena setelah ada orang yang terus memaksa kita untuk masuk lebih dalam, pada akhirnya harus ada kerelaan dari kita sendiri. Walau rasanya tidak enak, walau menyakitkan, mungkin kadang membosankan, atau tidak nyaman karena kita harus keluar dari comfort zone kita, tapi lebih dari semua perasaan tsb kita tetap rela untuk melakukannya. Dalam tanda kutip kita membiarkan diri kita dipaksa untuk bisa masuk dalam hadirat Tuhan lebih dan lebih dalam lagi.
Keberadaan orang-orang yang memaksa kita untuk masuk lebih dalam lagi ada masa dimana kita di proses. Itu adalah proses yang harus kita hadapi supaya semakin lama kita semakin terbiasa untuk masuk lebih dalam. Mau memiliki hubungan dengan Tuhan semakin dalam lagi ? Temukan prosesnya! Temukan orang yang dapat memaksamu untuk masuk lebih dalam.
Orang yang sudah bisa berenang ke tempat yang dalam ia tidak perlu lagi dipaksa, ia pasti sudah tau caranya, dan ia akan masuk lebih dalam dengan sendirinya. Dulu ketika pertama kali belajar berenang, orang tua atau guru les kita “terus memaksa” kita untuk berenang, belajar berbagai macam gaya, belajar mengatur nafas, belajar menyelam, sampai ketika kita sudah bisa melakukannya dan tanpa disuruh lagi, kita akan melakukannya sendiri.
Well, coba perhatikan di ayat terakhir Yehezkiel mengatakan “sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi”. Tidak ada lagi kata “ia meminta aku” tapi Yehezkiel sendiri yang masuk dan merasakan bahwa air tersebut sudah menjadi sungai. Dari yang tadinya disuruh kini sudah menjadi sebuah inisiatif, kedalaman hubungan kita akan membawa kita kepada satu level kedewasaan rohani.
Lalu dikatakan bahwa “sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.” Dari yang tadinya ia masih bisa berjalan, kini ia sudah tidak bisa apa-apa lagi. Artinya, ketika kita semakin dalam dengan Tuhan seharusnya bukan lagi kita yang ambil kendali. Kita sudah tidak punya kendali apa-apa melainkan Tuhan. Semakin banyak masalah semakin dalam sama Tuhan, semakin di kecewakan oleh dunia semakin dalam sama Tuhan. Udah nggak perlu lagi ke cool atau pembapaan disuruh tapi inisiatif untuk ambil bagian karena hidup kita dikendalikan oleh Tuhan Yesus.
Selain itu kitab Yehezkiel terus menjelaskan apa yang kita dapatkan setelah kita semakin dalam sama Tuhan:
Yehezkiel 47 : 8-9
47:8 Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan,dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, 47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
Ketika kita hidup dan membawa air itu kemana saja, maka hadirat Tuhan tersebut menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang. Indah bukan?
Kedalaman hubungan kita dengan Tuhan tidak hanya membawa berkat untuk diri kita tetapi juga untuk orang lain.
PRAY
Tuhan terimakasih untuk COOL hari ini, ajarkan kami untuk semakin hari memiliki keintiman yang semakin dalam dengan Tuhan hari demi hari. Karena kami percaya kedalaman hubungan kami dengan Tuhan lebih berharga dari apapun yang ada di dunia ini. Amin
Comentários