top of page

GREAT COMMISSION - JULY 2018 WEEK 3

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Jul 4, 2018
  • 3 min read



WARM UP

Coba pikirkan tempat makan yang paling enak yang pernah kamu kunjungi? Pada umumnya tempat makan atau restoran yang paling enak akan mudah diingat oleh seseorang bukan? Ketika menemukan tempat makan yang enak, atau rumah makan yang babi panggangnya enak, tentu akan teringat lama di benak kita. Kita akan mengingat tempatnya dan jalan menuju ke tempat itu, sehingga ketika ada kesempatan untuk makan keluar bersama dengan keluarga, kita dengan mudah menemukan tempat itu. Atau mungkin juga ketika kita kedatangan tamu, atau ada yang bertanya tempat makan, tentu kita akan merekomendasikan tempat makan tersebut, sehingga pengunjung tempat makan itu pun menjadi ramai.


Nah kalimat “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku”adalah kalimat yang diucapkan oleh Yesus Kristus ketika dia bangkit dari kematianNya. Sebagai orang kristen, sama seperti tempat makan yang menyediakan makanan yang sangat enak, sudahkah kita membuat orang lain terpesona dengan rasa yang kita tampilkan dalam kehidupan kita? Karena seharusnya ada perbedaan antara anak-anak yang mengenal Allah dan anak-anak yang belum mengenal Allah.


NILAI YANG DI TANAM

Menanamkan nilai mempunyai tujuan hidup untuk hidup bagi orang lain.



WORD


READ: Matius 28 :16-20


(Amanat Agung)

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”


Dalam Mat. 28:16-20, menceritakan tentang pertemuan Yesus yang terakhir kalinya bersama para murid sebelum Dia terangkat ke Surga. Di dalam pertemuan itu sendiri Yesus memberikan suatu tugas kepada para murid yang sering disebut sebagai amanat agung (The Great Commission).

Di dalam kalimat ini tersirat suatu Kasih yang begitu besar, Kasih yang ngga bisa diukur dengan apa pun. Allah sangat mengasihi kita sehingga dia mengirimkan Anak-Nya kepada kita, dan karena Ia sangat mencintai kita maka pesan utamanya adalah menjangkau kembali manusia yang terhilang. Dalam hal ini Yesus mengajarkan kita untuk tidak Egois. Tuhan menginginkan agar kita hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri. Jika keadaan kita saat ini penuh dengan berkat Tuhan dan kebaikanNya, maka apakah kita tidak ingin orang lain mengalami apa yang kita rasakan saat ini? (berikan contoh)


Tuhan Yesus adalah pemberi mandat dan yang menerima mandat adalah murid-muridNya.


So, Siapakah murid-murid itu?


Lukas 14:27

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku".


Kita nggak bisa dikatakan murid-muridNya jika kita tidak memikul salib. Jika kita tidak berani untuk memberikan diri kita untuk melayani Tuhan maka kita tidak dapat dikatakan sebagai muridNya. Ada banyak alasan yang biasanya dikeluarkan orang agar tidak perlu repot-repot melayani. Belum cukup umur lah, terlalu tua lah, terlalu sibuk lah, kurang sehat lah, tidak pandai bicara lah, tidak memiliki keahlian apa-apa, tidak berani dan sebagainya. Memberitakan kabar baik bukan berarti kita harus pandai berbicara atau berkhotbah di depan umum. Bukan suatu hal yang kebetulan jika kita dikaruniai talenta-talenta, bakat atau keahlian tertentu. Bukan suatu hal yang kebetulan juga kalau kita ditempatkan dimana kita berada hari ini. Kita seharusnya memakai itu semua sebagai sarana dan tempat untuk menjalankan Amanat Agung.


Karena kata “pergilah” bukan berarti kita harus pergi dan meninggalkan tempat tinggal kita saat ini. Tetapi kata "pergilah" dalam bahasa aslinya (Yunani: poreuothentes) adalah dalam bentuk "aorist participle" dan lebih tepat diartikan sebagai "as the way you go" atau "ke tempat mana saja kamu pergi" atau "di mana saja kamu berada". Ini berarti Amanat Agung ini bisa dijalankan dalam konteks dimana kita sekarang berada misalnya di kampus, kantor, sekolah, masyarakat, atau bahkan di tengah-tengah keluarga kita.


Akan sulit untuk kita bisa menjangkau orang lain kalau kita belum menang terhadap diri kita sendiri. Akan sulit untuk seorang guru mengatakan kepada muridnya jangan datang terlambat tetapi setiap hari seorang guru tersebut datang terlambat ke sekolah. Kita harus menangkan diri kita terlebih dahulu, dengan begitu orang lain akan merasakan buah dalam kehidupan kita dan orang akan melihat Kristus ada di dalam kita. Bahkan dalam Firman Tuhan kita dituntut untuk menjadi terang dan garam (Matius 5:13-14)

PENUTUP

Amanat Agung sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita, di mana semua orang di sekeliling kita melihat dan menilai kita (tidak ada yang bisa ditutupi). Oleh karena itu, kita perlu bertanya bukan hanya berapa banyak jiwa yang sudah kita bawa semakin dekat pada Kristus, tetapi juga berapa banyak jiwa, yang oleh karena kelakukan dan perkataan kita yang tidak memberi teladan, telah kita bawa semakin jauh dari Kristus. Akan sangat mengerikan kalau kadang kita membanggakan diri karena telah membawa 1-2 jiwa kepada Kristus, tetapi pada moment yang sama di waktu yang sama kehidupan dan perkataan kita telah menggiring 10-20 jiwa semakin jauh dari Kristus.


APPLICATION

  1. Setelah selesai membawakan firman ajak semua anggota cool untuk berdoa buat teman-teman yang namanya Tuhan taruh di hati mereka.

  2. Berikan coklat atau sesuatu yang terjangkau untuk nama yang ditaruh di hati mereka tersebut.

  3. Ajak semua anggota cool untuk mengubah sikap, gaya bicara, postingan di sosmed menjadi lebih baik. Beritahu value nya bukan untuk “menjaga image” tetapi untuk “mengubah image”.

 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page