top of page

Heart of Servant - WEEK 3 APRIL 2020

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Apr 23, 2020
  • 6 min read


WARM UP

Kita tahu saat ini kita sedang dihadapkan dengan satu wabah yang menakutkan yaitu COVID-19. Sebuah wabah penyakit yang datang diawal tahun 2020 yang telah berhasil mengguncang perekonomian dunia, bahkan membuat terror yang besar untuk setiap orang yang ada didunia ini. Karena Virus ini sangat mematikan, orang-orang mulai curiga satu sama lain. Karena bisa saja mereka menularkan, dan dampaknya bukan kepada diri kita saja tapi orang-orang yang kita sayangi disekitar kita. Mulai banyak peraturan-peraturan yang membuat kita tidak nyaman karena kita harus menggunakan masker, bahkan dibatasi untuk bersosialisasi (Social Distancing).


Akan tetapi, apakah kamu tahu bahwa di tengah-tengah masa sulit ini ada suatu hal yang menarik perhatian kita. Yaitu ada orang-orang yang rela berkorban, menjadi lini terdepan untuk mengatasi pandemi ini. Mereka adalah para tenaga medis yang sampai saat ini masih bekerja demi menyelamatkan nyawa para pasien. Namun apa yang ada di benak mereka? Mereka tahu persis bahwa Virus ini sangat mematikan, tapi mengapa mereka masih mau melayani? Bukankah mereka punya hak untuk hidup sejahtera tanpa memikirkan jumlah orang-orang yang terjangkit Virus ini?


Mereka hanya berpegang pada 1 hal yaitu Sumpah yang mereka ikrarkan disaat kelulusan mereka sebagai Dokter.


Sama seperti ilustrasi diatas, Yesus hadir dalam hidup kita dengan tidak pernah memandang siapapun. Karena bagi Yesus, layaknya seorang dokter dalam hidup kita, semuanya berharga dan harus dilayani. Kristus mengajarkan bahwa Ia lebih memilih untuk melayani (berkorban untuk kita) dari pada hak-Nya.


WORD


Matius 20:26 -28

26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

27 dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;

28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”


Kejadian ini terjadi ketika ibu dari anak-anak Zebedeus (baca ayat sebelumnya) punya permintaan khusus kepada Tuhan Yesus saat itu. Permintan itu adalah untuk menempatkan kedua anaknya kelak di Surga disebelah kanan dan kiriNya. Seketika itu marahlah ke 10 murid lain karena berpikir bahwa Yakobus dan Yohanes meminta kehormatan lebih karena mereka adalah murid-murid yang lebih baik dibanding yang lain. Namun di momen itu, Tuhan tidak memarahi mereka tetapi mengajarkan sebuah dasar yang terpenting dalam melayani.


“Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu
“barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu
“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”

Dari ketiga kalimat diatas, dapat disimpulkan bahwa ada sebuah ajaran yang sungguh amat berbeda dari pengajaran-pengajaran yang ada di dunia. Dunia mengajarkan untuk memperoleh kehormatan kita harus punya kekayaan, ketenaran, kemampuan khusus dan kekuasaan. Tapi Tuhan mengajarkan bahwa siapa yang ingin menjadi yang terbesar diantara kamu, ia harus menjadi pelayanmu, bahkan menjadi hamba.

Bagaimana mungkin seorang hamba menjadi seorang yang dihormati dan dipandang? Karena apa yang terjadi, seorang hamba jarang menerima penghormatan yang sebanding dengan yang diberikan kepada tuannya. Seorang hamba mungkin dianggap sebelah mata karena tidak mempunyai apa apa, ia seorang yang tidak punya kuasa untuk menentukan apa yang menjadi keinginannya, ia tidak memiliki ketenaran, bahkan tidak mempunyai kekayaan yang melimpah.


Seorang hamba memang tidak mempunyai semuanya itu, tapi 1 hal yang ia miliki, yaitu seorang hamba berpengaruh terhadap sekitarnya.


Sama halnya dengan apa yang Anak Manusia lakukan di bumi. Dia datang bukan untuk mendapatkan ketenaran, kekuasaan, kehormatan, dan popularitas. Dia datang untuk melayani manusia, bahkan melayani hingga mati di kayu salib. Tanpa kita sadari, dampak yang diberikan dari menjadi hamba jauh lebih besar daripada dampak dari hanya sekedar menjadi tenar dan kaya. Ketika orang tidak memilih untuk melayani, tandanya ia sedang memilih untuk tidak berdampak untuk sekitarnya.


Tuhan mengajarkan bahwa melayani adalah pekerjaan yang mulia dan yang layak dipakai tuannya.


2 Timotius 2:20-21

“2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.

2:21 Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya, dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”


Dalam 2 Timotius 2:20-21 merupakan sebuah analogi yang dipakai untuk menggambarkan gambaran yang terjadi di dalam rumah Tuhan. Di tiap rumah tidak hanya ada emas dan perak, tapi juga ada kayu dan tanah. Masing-masing untuk keperluannya. Namun, apakah seorang raja atau orang kaya akan menggunakan gelas kayu yang digunakan pelayan-pelayannya gunakan untuk minum? Masing-masing dipakai untuk maksud yang mulia, dan yang kurang mulia.


Sama halnya dengan hidup kita, mungkin saat ini kita berfikir bahwa kitalah yang termasuk dari golongan orang-orang yang kurang mulia tersebut. Karena kita telah melakukan dosa, kita kehilangan kemuliaan Allah, kita ditakdirkan untuk menjadi perabot yang kurang mulia, dan kita tidak akan pernah menjadi perabot mulia.


Namun Firman Tuhan tidak berhenti sampai disitu. Di ayat ke 21 kita bisa mempelajari sebuah kata yaitu “menyucikan”. Dalam bahasa Yunani, kata menyucikan berasal dari kata ekkathairō yang berarti to avoid defilement from one and so keep oneself pure (menghindari hal yang cemar dan menjaga diri sendiri murni di hadapan Tuhan).


“MENYUCIKAN DIRI MEMBUTUHKAN KOMITMEN DAN BUKAN SEKEDAR SEMANGAT SESAAT SAJA”


Membangun komitmen dalam hidup kita sangat penting, sebab dengan jelas bahwa Tuhan sendiri memakai perabot yang mulia (orang yang memisahkan diri dari kejahatan) di ayat ke 21.


Setelah kita mulai berkomitmen untuk hidup benar di hadapan Tuhan, barulah kita bisa melayani orang lain yang membutuhkan pertolongan dari kita sebagai utusan Tuhan.


Ada beberapa hal yang kita pelajari dari ayat 21:

“Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya, dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”


Dalam Alkitab versi NKJV

“Therefore if anyone cleanses himself from the latter, he will be a vessel for honor, sanctified and useful for the Master, prepared for every good work.”


Terdapat 3 langkah dalam kehidupan kita sebagai orang percaya:


1. Menyucikan diri (Commitment) = Kita harus mulai berkomitmen dengan kesengajaan, jangan menyucikan diri karena mood sesaat. Komitmen kita juga bisa dirasakan orang lain yang belum pernah mendengar kabar baik yaitu Injil sendiri, jadi komitmen kamu bisa menjadi saksi hidup buat mereka yang belum percaya. Start doing little thing such as: beresin kamar tidur, baca Alkitab dan berkomitmen, doa sama Tuhan, menahan amarah.


“YOUR COMMITMENT AND ACTION SPEAK LOUDER THAN YOUR WORDS”


2. Dikuduskan (Sanctification) = memiliki arti bahwa kita disucikan dari dalam dan dibaharui oleh Roh Kudus. Pada tahap dikuduskan, bukan berarti kita merasa hebat dengan orang yang belum mengenal Allah, akan tetapi kita senantiasa juga diproses Tuhan untuk membantu orang lain yang belum bisa membangun komitmen dalam hidup mereka.


“WAKTU TUHAN MENGUDUSKAN KITA, BUKANLAH WAKTUNYA KITA UNTUK MENYOMBONGKAN DIRI, TAPI LAYANILAH SEORANG LAIN AKAN KASIH”


Dikuduskan berarti bahwa kita dipisahkan Tuhan sepenuhnya dari cara dunia ini, ketika kita dikuduskan kita akan mengalami pertobatan secara terus menerus sehingga pertobatan secara pikiran akan kita alami terus menerus (metanoia). Roh Kudus akan mengajar kita melakukan kehendak Tuhan dan mengingatkan kita saat berkata kasar, nafsu sesaat, sikap memberontak, dll.


3. Dipersiapkan (Prepared for every good work) = menjadi siap seperti layaknya prajurit Allah untuk melayani pekerjaan Allah yang mulia dimulai dengan membiarkan dirimu terlibat dalam pelayanan-pelayanan yang ada. Kamu bisa melayani orang lain lewat tenaga, uang, waktu, dan lain-lain. Selagi kita melayani orang lain, sebenarnya kita juga sedang Tuhan persiapkan kepada kemuliaan yang gilang-gemilang!


“WAKTU KITA MELAYANI ORANG LAIN, KITA TERUS MENERUS PUN TUHAN PERBAHARUI MENJADI PRIBADI YANG SEMAKIN SERUPA DENGAN YESUS”

CONCLUSION

Sama seperti Yesus mau turun ke Dunia untuk menyelamatkan kita semua walaupun Ia harus menanggalkan semua ke-Allah-anNya, seperti hal itulah yang harus kita lakukan dalam hidup kita. Jadilah pelayan/hamba yang datang untuk melayani, dan bukan untuk dilayani.


Mungkin saat ini kamu melihat dirimu sebagai perabot yang kurang mulia. Jangan pernah berhenti di keterpurukanmu. Selama nafasmu masih berhembus, jantungmu masih berdetak, rambutmu masih tumbuh, masih ada harapan untuk berubah.


3 hal yang perlu kamu lakukan:

  1. Buat komitmen yang baru dengan Tuhan

  2. Kuduskan dirimu

  3. Dipersiapkan = ikut terlibat dalam pelayanan-pelayanan yang ada.


APPLICATION

Tolong ingatkan keseluruh anggota COOL bahwa kita sama-sama on air jam 9 malam, bersama dengan pasukan doa GBI Rayon 8, pokok doanya dalah :

  • INDONESIA -- DAMAILAH INDONESIAKU

  • Dibebaskan dari Virus Corona

  • Ancaman Resesi Ekonomi Global

  • Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali -- "DATANGLAH KERAJAANMU"

  • Menyelesaikan amanat Agung Tuhan Yesus

  • Kebangkitan Anak-anak muda yaitu Generasi Yeremia

  • Yang Tuhan pakai sebagai Messenger of the 3rd Pentescost


PRAYER

  • Tuhan kami mengucapsyukur buat segala kebaikanMu dalam hidup kami. Terima kasih Tuhan kalau hari ini kamu diajar untuk melayani Tuhan, bahwa kalau kami ingin menjadi yang terbesar, kami harus melayani. Sama seperti engkau datang ke dunia untuk melayani, ajar kami untuk melakukan apa yang Engkau lakukan. Terima kasih Tuhan, kami serahkan hidup kami kedalam tanganMu. Kami berdoa dan mengucap syukur. Amin


 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page