GREAT FINISH - JULY 2018 WEEK 4
- God's DNA
- Jul 4, 2018
- 5 min read
Updated: Jul 6, 2018

WARM UP
Apakah kalian pernah lomba lari? Lari estafet mungkin?
Usaha apa saja yang kalian lakukan agar dapat memenangkan lomba lari tersebut?
Bagaimana perasaan kalian ketika kalian menjadi seorang pemenang?
NILAI YANG DI TANAM
Setiap anggota COOL mengerti bahwa untuk menyelesaikan pertandingan iman yang baik maka kita harus mengawali dan mengakhiri hidup kita oleh Roh, bukan daging.
WORD
READ: 2 Timotius 4:7-8
(7) "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."
Pada ayat 7 dikatakan “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.”
Bagaimana cara untuk mengakhiri “PERTANDINGAN IMAN” dengan baik?
1. Garis ”START”
Sebelum seorang pelari menghadiri sebuah perlombaan lari, maka dia harus mempersiapkan dirinya terlebih dahulu. Jika ia ingin menang, maka ia harus mempersiapkan dirinya dengan cara melatih dirinya secara fisik dan mental. Sebagai contohnya, bila pelari tersebut memiliki latar belakang keluarga yang serba kekurangan (dia tidak dapat makan, tidak sekolah karena masalah ekonomi) dan dia mengetahui bahwa hadiah dari lomba lari ini berupa uang ratusan juta dan beasiswa. Pelari tersebut pasti akan berjuang keras, usaha yang diberikannya minimal setara dengan hadiah yang akan dia terima jika menang. Dia akan berjuang untuk menang agar dia bisa hidup.
Sama halnya dengan hidup kekristenan kita. Sebagai seorang Kristen yang sejati, pasti akan mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya agar dia tidak kalah “lari” dari para orang dunia.
1 Korintus 9:26
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”
Banyak orang Kristen yang berlari dalam pertandingan hidupnya tetapi tidak mengetahui tujuannya apa sehingga satu per satu dari pada mereka mundur dari kekristenan (Pertandingan tersebut). Kalau mereka mengetahui bahwa ujungnya adalah KESELAMATAN, pasti mereka tidak akan pernah main-main dengan hidupnya. Sama halnya dengan seorang pelari yang berlatih sebelum bertanding, maka kita sebagai orang Kristen sebelum “bertanding” maka kita perlu membaca Firman Tuhan dan Berdoa senantiasa selalu agar kita dapat mengetahui tujuan kita “bertanding”. Semua tujuan dan kekuatan kita dalam bertanding ini ada di dalam Firman Tuhan, which means di dalam Yesus sendiri.
Efesus 5:15-16
“Karena itu perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
Di garis “START” ini kita harus sudah memahami kondisi pertandingan kita dan apa tujuan dari pertandingan ini. Kita harus memahami bahwa waktu-waktu ini adalah jahat, sehingga membuat kita menyadari bahwa TANPA TUHAN hidup kita pasti akan hancur. Ketika kita punya Yesus maka kejahatan dunia ini tidak akan pernah dapat mempengaruhi hidup kita, justru kita lah yang mempengaruhi dunia.
2. Di dalam pertandingan
Dalam menjalani pertandingan iman kita, maka kita perlu tetap beriman kepada Tuhan. Kita perlu percaya penuh kepada Tuhan bahwa Dia yang memegang hidup kita, Dia yang menuntun hidup kita sampai akhirnya. JanjiNya yang setia selalu senantiasa membuat kita kuat untuk tetap berada dalam pertandingan iman kita.
Melalui “Kejadian 22 : 1-19” kita dapat mengetahui bukti iman seorang Abraham terhadap Tuhan. Bahkan dia tetap percaya kepada Tuhan walaupun tidak ada dasar lagi untuk berharap. Di ayat 2 dikatakan bahwa Tuhan menyuruh Abraham untuk mempersembahkan Ishak (anak perjanjian tersebut) sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang dikatakan Tuhan kepadanya. Hubungan antara Abraham dan Tuhan yang intim ini yang membuat Abraham tetap taat dan berjalan menuju gunung yang belum diketahuinya. Dia tetap rela mempersembahkan Ishak karena Dia (Abraham) percaya bahwa Tuhan sanggup membangkitkan orang mati dan imannya tersebut dihitung sebagai kebenaran.
Ketika kita tetap beriman kepada Tuhan walaupun di tengah “PERTANDINGAN IMAN", Tuhan memperhitungkannya. Dia bukan Tuhan yang tidak melihat perjuangan iman kita. Bahkan Tuhan malah memperhitungkan iman kita tersebut sebagai kebenaran.
Mazmur 84 : 7
“Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion”.
Melalui ayat ini kita belajar bahwa agar kita semakin kuat hari makin hari dalam menjalani “pertandingan iman” kita, maka kita perlu memandang kepada Tuhan. Terlalu banyak kondisi dunia ini yang membuat kita dapat terjatuh ke dalam dosa, bahkan mundur dari mengikut Tuhan. Tetapi satu hal yang perlu diketahui bahwa saat kita memandang kepada Tuhan, maka kita akan mendapat kekuatan yang baru dari Tuhan agar kita dapat bertahan sampai akhir. Karena kekuatan terbesar dalam hidup kita adalah ketika kita sadar bahwa Tuhan ada beserta dengan kita.
3. Garis “FINISH”
Galatia 3:3
“Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
Seringkali seorang pelari banyak yang berhenti berlari karena dia merasa tidak pernah sampai di garis akhir sehingga dia memilih untuk menyerah. Sama hal nya dengan hidup kita, seringkali di hidup ini kita memilih untuk berhenti “berlari” dan memilih keluar dari kekristenan. Kita sudah berdoa bertahun-tahun untuk keluarga kita, sudah melayani Tuhan tanpa mengenal lelah dan banyak hal lainnya, tetapi tidak ada perubahan. Kita berhenti berdoa, kita berhenti melayani, kita berhenti mengikut Tuhan hanya karena TIDAK ADA PERUBAHAN di hidup kita.
Kata “MENYERAH” tidak sebanding dengan perjuangan hidup kita yang dimulai dengan Roh! Terlalu sayang jika kita menyerah terlalu dini. Jika kita memulai dengan Roh, maka akhirilah juga dengan Roh!
Tuhan lebih tertarik mengubah RESPON HATI kita terhadap suatu kondisi daripada mengubah KONDISI itu sendiri !
Pada “Bilangan 20:1-13” menceritakan tentang kisah Musa yang berdosa di hadapan Tuhan. Kemarahannya terhadap bangsa Israel yang tegar tengkuk tersebut mengakibatkan dia memukul bukit batu dan mengeluarkan air (mata air Meriba). Pada ayat 12 jelas Tuhan katakan bahwa setelah Musa menjadi marah terhadap bangsa Israel maka Tuhan tidak mengijinkan Musa untuk memimpin bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian. Kemarahannya merupakan bentuk ketidakkudusan Musa terhadap Allah.
Musa tidak menyelesaikan perjalanan imannya (Dalam memimpin Bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian) sampai akhir.
Tetapi biarlah mulai hari ini kita menjadi pengikut Kristus yang setia sampai akhir hidup kita dan sesuai dengan Firman Tuhan!
2 Timotius 4:8
“Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.”
Biarlah kita setia sampai garis finish pertandingan iman kita dan sampai nanti Tuhan datang kedua kalinya menjemput kita dan kita dikaruniai Mahkota kebenaran.
QUESTION:
Do you want to Quit now or Stay on the Track and Moving Forward from Glory to Glory ?
APPLICATION
Jadi saksi Kristus melalui cara hidup kita, misalkan lewat mengerjakan ujian, melakukan tugas kewajiban kita dan lain sebagainya.
Baca firman Tuhan sehingga kita dapat dikuatkan dan menguatkan keluarga kita, teman2 kita di sekolah/tempat kerja
Ketua cool ajak setiap anak coolnya untuk komitmen berdoa dan setia sampai akhirnya
PRAYER
Berdoa minta Tuhan kuatkan hidup kita agar kita tetap setia sampai akhir hidup kita dan Tuhan menjemput kita.
Berdoa biar kita menjadi orang-orang yang kudus dan tidak bercela sehingga Tuhan berkenan atas hidup kita sehingga pada akhirnya nanti Tuhan mengaruniakan mahkota kebenaran atas kita.
Berdoa biar COOL kita jadi dampak di lingkungan kita.
Comments