top of page

NGACA! - WEEK 3 JANUARY 2020

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Jan 22, 2020
  • 4 min read


WARM UP

Saya yakin, 100% populasi orang di muka bumi ini pernah berkaca. Kamu dan saya-pun termasuk dari 100% populasi tersebut. Suatu ketika ada kalanya dimana ketika kita berkaca kita sudah melihat diri kita “sepertinya sudah rapi” namun saat kita keluar rumah yang terjadi adalah banyak mata yang sepertinya melihat sebuah keanehan pada diri kita sehingga kita lupa “tadi gambaran awal gue gimana ya ?”. Kalau begitu apa gunanya kita berkaca kalau orang lain menentukan penilaian mereka tersendiri terhadap diri kita ?


Nah, hal pertama yang harus kita ketahui adalah : ternyata, hidup kita tidak hanya dilihat oleh diri kita sendiri tetapi juga orang lain. Jangan kita berfikir tidak ada gunanya berkaca jika orang lain menentukan penilaian mereka sendiri terhadap kita karena dengan berkaca seharusnya kita tetap berpegang pada bagaimana kita memandang diri kita walau orang lain selalu memberikan penilaian yang buruk dalam hidup kita. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri ? 


WORD


1 Korintus 13 : 12

Karena sekarang kita melihat dalam cermin  suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal


Untuk mencapai kepada pengenalan yang sempurna kita harus melewati sesuatu yang tidak sempurna. Untuk akhirnya dapat melihat sesuatu yang dengan jernih, dengan sangat jelas, kita harus melewati sesuatu yang disebut ketidak jernihan, buram, blur, dsb. Karena tidak mungkin kita tahu mana yang jernih kalau kita tidak tahu perbedaan antara yang jernih atau tidak. Bagaimana caranya kita tau bahwa sesuatu tersebut sempurna jika kita tidak melihat ketidak sempurnaan untuk membandingkannya. 


Ada masanya kita menghadapi ke tidak jernihan dalam hidup kita, di hina, di pandang rendah, dikucilkan, dianggap tidak mampu, dll. Tidak jarang hal tersebut membuat kita menjadi fokus terhadap perkataan-perkataan tersebut, dan lupa dengan siapa diri kita sebenarnya. Awalnya pada pagi hari kita melihat diri kita yang hebat pada cermin, kemudian setelah keluar rumah orang-orang mulai melontarkan banyak hal negatif kepada kita dan hal tersebut membuat kita lupa pada cerminan awal ketika kita bercermin di pagi hari. Padahal seharusnya kita kembali kepada gambaran bercermin awal kita. Cerminan di pagi hari menggambarkan cerminan yang Tuhan berikan kepada kita, sebuah gambaran hebat yang sudah Tuhan rancang kan dalam kehidupan kita.


Kejadian 1 : 26

Berfirman lah Allah: "Baiklah Kita,  menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.


Inilah gambaran awal yang Tuhan Yesus berikan dalam hidup kita, dikatakan bahwa kita segambar dan serupa dengan Bapa di surga. Juga dikatakan agar kita dapat “berkuasa” atas apa yang Tuhan ciptakan di muka bumi ini. Sebelum membahas lebih jauh, coba kita sama-sama berkaca apakah selama bertahun-tahun kita hidup kita sudah menghidupi gambaran awal yang Tuhan berikan untuk kita ? sudahkah kita berkuasa atas hidup kita ? atas HP, game, film, social media, rasa takut, rasa khawatir, rasa insecure yang kita miliki ? jika belum saya mau mengajak anda semua untuk kembali berkaca pada gambaran awal yang Tuhan berikan untuk kita.


Jangan takut bila kita mendengarkan komentar negatif dari orang lain (dari teman, guru, saudara atau bahkan mungkin orang tua), biarkanlah kata-kata itu berlalu karena tidak seharusnya kita menggunakan kata-kata negatif dari orang lain sebagai cermin dalam hidup kita.


Kalau kalian lihat cerita Daud mengalahkan Goliat pada 1 Samuel 17 : 31 -37, ia bukanlah seorang anak yang banyak dipuji orang, tapi ia memiliki keberanian yang besar karena ia tahu dengan Siapa ia berjalan. Bahkan sebelum ia menghadapi goliat ia dimarahi oleh Eliab (kakak pertamanya), dan seluruh orang Israel tidak ada yang mendukungnya melainkan terus mengatakan perkataan yang tidak memiliki pengharapan. Ketika pada akhirnya Saul memanggilnya, saul membeberkan banyak hal yang mungkin saja kalau kita adalah Daud kita sudah ketakutan (Ay. 33), tapi tidak untuk Daud. Daud menjawab ketakutan yang dimiliki oleh Saul dengan Iman yang ia miliki kepada Tuhan (Ay. 37). Ketika Daud berada keadaan yang kacau dalam kehidupannya, ia ingat bagaimana gambaran awal yang Tuhan berikan semasa ia hidup. Kondisi buruk atau bahkan komentar orang yang menjatuhkan mentalnya tidak membuat Daud lupa akan apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan dalam hidupnya.


CONCLUSION

  • Jangan pernah melupakan gambaran awal yang Tuhan berikan dalam hidup kita, karena hidup kita juga diperhatikan dan dinilai oleh orang banyak. Jika kita lupa akan gambaran yang Tuhan kasih maka itu akan mempengaruhi cara kita memandang diri kita karena banyaknya penilaian dan komentar dari orang lain, hal tersebut juga akan mempengaruhi cara orang lain memperlakukan kita.


APPLICATION

  • Coba ajarkan anggota cool untuk kesaksian, dimulai dari ketua cool

  • Pernahkah kamu menerima penilaian negatif dari orang lain? Apa reaksimu pada saat itu? Lalu sekarang setelah mengetahui kebenaran, apakah yang akan kamu lakukan ?


PRAYER

  • Bapa kami yang di Sorga, kami mau bersyukur sebab Engkau telah menciptakan kami serupa dan segambar dengan Engkau. Ajarkan kami untuk kembali pada gambaran cermin awal kami. Kami tidak ingin lagi dikuasai oleh sosial media, game, film, rasa khawatir dan rasa insecure karena kami mengerti bahwa Engkau telah merancang hal yang besar dalam hidup kami. Terima kasih Tuhan, Amin.



 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page