top of page

PERSEVERANCE - WEEK 2 SEPTEMBER 2019

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Sep 11, 2019
  • 5 min read




WARM UP


Ingatkah kalian sewaktu kita kecil, sering kali ketika menginginkan sesuatu maka orang tua kita memberikan kita tugas atau syarat yang harus kita lakukan terlebih dahulu ?

(minta anggota cool untuk flashback dan ceritakan pengalamannya satu persatu)


Kalau kita masih ingat, melalui setiap syarat dan tugas tersebut terkadang kita berhasil tapi kadang kita gagal juga. Tidak ada yang salah namanya juga anak kecil. Ketika itu setiap anak memiliki beberapa persamaan yaitu sama-sama diberikan tugas dan sama-sama mau mulai melakukannya. Pun terdapat perbedaan yaitu tidak sama-sama menyelesaikan tugasnya sampai selesai. Ada yang lupa, ada yang mulai malas, ada yang pesimis karena menganggap tugasnya terlalu berat, dan berbagai alasan lainnya. 


Namun pasti ada masa dimana 1x saja kita benar-benar melakukannya karena kita sangat menginginkannya. Misalnya kita selalu paksa diri kita tidur siang (padahal tidak suka), agar sorenya boleh bermain bersama teman-teman. Atau ketika baru saja dibelikan mainan baru (Nitendo, PS atau semacamnya) kita pasi belajar setiap malam supaya diperbolehkan bermain di akhir minggu (semua tergantung tugas yang diberikan oleh orang tua). Hal-hal tersebut dilakukan ketika kita kecil karena tidak ada lagi cara lain untuk mendapatkannya, kita terus menerus melakukannya walau susah, walau menyebalkan, walau kita tidak suka. Beranjak dewasa hal tersebut tidak lagi kita lakukan, karena kita sudah besar, sudah bisa memilih, sudah bisa menemukan cara lain, hal-hal tersebut yang terkadang membuat kita kehilangan ketekunan kita dalam melakukan sesuatu yang memiliki tujuan.


WORDS


Hari ini, topik yang kita bahas adalah perseverance. Sebelum kita melangkah lebih jauh kedalam pembahasan Alkitab, Apa itu Perseverance?


Perseverance /ˌpərsəˈvirəns/

Persistence in doing something despite difficulty or delay in achieving success.


Berarti Perseverance artinya Tekun dalam melakukan sesuatu meskipun mengalami kesulitan atau penundaan dalam memperoleh kesuksesan.


Namun ada hal yang lebih menarik lagi untuk dibahas, yaitu akar kata dari kata Perseverance yaitu Persevere.


Persevere /ˌpərsəˈvir/

Continue in a course of action even in the face of difficulty or with little or no prospect of success.


Berarti Persevere artinya tetap melakukan serangkaian aktivitas walaupun menghadapi masalah atau menghadapi fakta bahwa kemungkinan prospek kesuksesannya kecil bahkan tidak ada sama sekali


Jika kita rangkum dari 2 definisi, arti dari kata perseverance adalah tekun dalam melakukan serangkaian aktivitas WALAUPUN banyak masalah-masalah yang dihadapi, suksesnya tertunda, bahkan kemungkinan suksesnya kecil atau tidak ada. 


Banyak orang tahu bahwa ketekunan membawa kita kepada kesuksesan, tapi sedikit yang berani untuk melangkah untuk ‘bayar harganya’ dan meraih kesuksesan itu. Kita bermimpi untuk menjadi orang yang kaya, punya bisnis yang sukses, menjadi pemain futsal terbaik di kota, menjadi juara kelas, menjadi dokter yang menyembuhkan orang-orang, menjadi pimpinan di kantor ternama, tapi ketika kita dituntut untuk memberikan effort lebih seperti bekerja lebih banyak daripada orang lain, ambil lembur lebih daripada orang lain, belajar lebih dari orang lain, menabung lebih daripada orang lain, kita tidak mau. 


Ada harga yang harus dibayarkan untuk memperoleh sesuatu yang besar. 


Manusia cenderung untuk menganut prinsip: dengan modal sedikit, kita dapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Dengan effort minimal, keuntungan yang diperoleh berlipat-lipat kali ganda. Dengan resiko kerugian seminim mungkin aku akan membangun usahaku.


Namun sangat disayangkan, hanya sedikit skenario kejadian yang terjadi seperti kasus diatas dan dibutuhkan keberuntungan yang sangat besar untuk mencapai itu semua. Hampir mustahil bagi seorang yang tidak punya finansial yang kuat, tidak terkenal, dan tidak TEKUN untuk bisa sukses. Dunia tahu hal itu, dan dunia mengajarkan hal tersebut.

Sama halnya dengan Firman Tuhan, Tuhan juga mengajar umat-Nya untuk tekun dan tidak menjadi malas! Tuhan tidak pernah mengajar umat-Nya untuk menjadi umat yang manja dan apa-apa permintaannya dikabulkan. Tuhan bukanlah Jin pada Alladin yang memberikan 3 permintaan yang pasti selalu ditepatinya. Dia Tuhan atas hidup kita dan dia mau kita hidup ! 


Lukas 16:10a

Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. 


Seringkali kita menilai sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat saja, tanpa mempertimbangkan bagaimana caranya sesuatu dapat terjadi. Kita melihat posisi seseorang, pencapaian, dan apa yang orang lain miliki kemudian langsung menginginkannya. terkadang itu bagus jika hal tersebut memotivasi kita untuk menjadi lebih baik. Sayangnya kita hanya berhenti di “menginginkan saja”, kita enggan melakukan ‘sesuatu’ yang orang lain lakukan tersebut. Padahal Firman Tuhan mengajarkan kita bahwa untuk bisa dipercayakan hal yang besar maka kita harus memulainya dengan melakukan hal kecil. Kata setia adalah kondisi yang bertahan lama. Artinya hal kecil tersebut dilakukan terus-menerus, sedikit demi sedikit sampai pada waktunya Tuhan percayakan kepada kita hal besar tersebut.


Sering kali kita lihat teman kita juara A,B, C, atau memiliki pencapaian di kantor. Untuk mencapai hal tsb biasanya kita malas, sehingga kita hanya menggerutu dan sebal. Lebih ekstrim lagi ketika kita tidak mau melakukan dari hal yang kecil tersebut (belajar atau berlatih misalnya), lalu kita mengambil jalan pintas yang menuntun kita pada kebinasaan.


Roma 5:3-4

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.


Firman Tuhan berkata bahwa ketika mengalami kesengsaraan, kita (rasul-rasul) malah bermegah. Apakah Alkitab salah menuliskan Firman Tuhan? Bukannya ketika kita manusia dihadapkan kepada sebuah kesengsaraan, maka kita akan menjadi lemah? Bagaimana caranya mereka malah bermegah atas hal ini?


Rasul-rasul dapat bermegah karena MEREKA TAHU, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan KETEKUNAN, dan ketekunan menimbulkan TAHAN UJI dan tahan uji menimbulkan PENGHARAPAN. Rasul-rasul tahu, bahwa kesengsaraan yang mereka terima hari ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi merupakan awal dari pekerjaan Tuhan yang hebat dalam hidupnya. 


Hari ini ketahuilah, masalah-masalah yang ada di hidupmu saat ini tidak terjadi secara kebetulan! Jangan khawatir! Semuanya terjadi atas persetujuan Tuhan, karena setiap helai rambut yang ada di kepalamu saja Tuhan perhatikan, apalagi masalah yang sedang kamu hadapi! 


Tidak bisa kita pungkiri, secara naluri kita akan berharap akan  hal

1. Agar tidak menghadapi/menghindari kesengsaraan. Kita berharap hidup kita mulus-mulus saja, tidak ada ujian, tidak ada sesuatu yang sulit, semua baik-baik saja. 

2. Agar kita menjadi seseorang dengan karakter yang baik, berkualitas, dll.


Permasalahannya, kedua hal di atas adalah hal yang kontras. Menurut terjemahan New English Translation (NET), untuk menjelaskan kata “tahan uji” digunakan kata “character”. Jadi kita tidak bisa memiliki karakter yang baik jika kita tidak melewati kesengsaraan, karena kesengsaraan menghasilkan tahan uji (karakter). 


Di tengah- tengah proses kesengsaraan yang akan menghasilkan tahan uji, kita harus belajar untuk tekun, tekun di dalam Tuhan, tekun mengerjakan setiap hal yang Tuhan percayakan, tekun melakukannya walau kemungkinannya kecil. Tanpa sebuah ‘masalah’ / kesengsaraan, tidak akan ada ketekunan iman seseorang. Jemaat Tuhan akan kehilangan esensi dari berjalan bersama dengan Tuhan, karena hidup bersama dengan Tuhan ternyata gampang ya?


Tanpa ketekunan iman seseorang, tidak akan ada iman yang teruji ketahanannya. Jemaat Tuhan tidak akan punya iman yang kuat didalam Kristus. So, Kesengsaraan, ketekunan dan tahan uji adalah sebuah paket komplit yang tidak bisa dipisahkan. Semuanya harus kita alami, supaya membawa kita kepada pengharapan. 


Jika kita perhatikan dari Sengsara, ketekunan, tahan uji, dan pengharapan, hanya ada satu bagian yang harus kita lakukan yaitu “ketekunan”. Jadi Ketekunan adalah respon yang kita lakukan supaya membawa kita untuk terus moving forward. Tanpa ketekunan kita bisa saja berhenti, atau bahkan putar balik dan tidak mendapatkan apa-apa.



CONCLUSION

  • Kesengsaraan, ketekunan, dan tahan uji adalah serangkaian paket yang harus kita alami supaya kita sampai kepada pengharapan, sampai kepada sesuatu yang Tuhan janjikan. Ketekunan merupakan satu-satunya bagian yang harus kita lakukan karena itu adalah sebuah bentuk respon.


APPLICATIONS

  • Coba refleksikan bersama seluruh anggota cool, apakah ada proses yang pernah dialami akhir2 ini ? 

  • Kemudian, ceritakan satu sama lain dan coba sama-sama pikirkan kira-kira apa yang Tuhan Yesus mau ajarkan melalui proses tsb. (Prosesnya boleh yang sudah selesai ataupun masih di gumulkan)


PRAYER

  • Tuhan Yesus, ajarkan setiap kamu untuk terus tekun terhadap apa yang sudah Tuhan percayakan kedalam hidup kami. Ajarkan kami supaya kami bisa menjadi pribadi yang tahan uji di tengah proses yang kami alami, karena kami percaya ada pengharapan yang Tuhan janjikan di tengah kesengsaraan kami.

 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page