top of page

PERSPECTIVE - WEEK 2 FEBUARY 2019

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Feb 12, 2019
  • 3 min read


Value :

Kita harus memiliki perspective yang benar, yang sesuai dengan Firman Tuhan, agar kita tidak salah megartikan cara pandang generasi yang ada di atas kita.


Warm Up :

Kita akan bermain game bersama anggota cool kita, Pertama-tama siapkan :

  • Kertas putih kosong

  • spidol/pulpen

  • Rubik (yang belum di acak-acak)/ Rubik bisa di ganti dengan barang 3D lainnya


Word

Kita sama-sama sudah sering sekali mendengan apa itu perspektif, bagaimana perspektif ramai di perbincangkan dan bahkan menjadi salah satu permasalahan dalam kehidupan kita. Hari ini kita mau belajar bersama tentang bagaimana seharusnya kita menggunakan perspektif kita.


Baca : Keluaran 18:13-24


1. Tidak bisa hanya perspektif kita saja.

Jika kita membaca ayat tersebut kita akan menemukan bahwa Musa menganggap dirinya sudah benar, apa yang sudah di lakukannya sudah benar (ayat 15-16), ia hanya berpikir bahwa selama apa yang ia lakukan “dengan nama Tuhan” maka tidak ada yang salah. Padahal perhatikan di ayat selanjutnya, Mertuanya menegurnya dan mengatakan bahwa apa yang dia lakukan hanya akan membuat dia Lelah, Musa tidak dapat menyadari hal itu karena dia hanya menggunakan perspektifnya sendiri. Sama halnya dengan kehidupan kita, sering kali kita melakukan begitu banyak hal dan kita tidak bisa menyadari bahwa kita sedang melakukan hal yang salah karena kita hanya menggunakan perspektif kita sendiri. Kita hanya melihat dari satu sudut pandang saja.


Mari lihat gambar berikut


Jika kita melihat gambar disamping, hal yang akan muncul dalam benak kita adalah Pangeran William merupakan orang yang tidak terhormat, orang yang tidak sopan dsb, karena di gambar ini beliau mengacungkan jari tengahnya. Hal tersebut terjadi karena kita hanya melihat dari satu gambar saja yang memiliki perspektif dari samping.


Bagaimana dengan gambari berikut ini :


Tetapi lihatlah! gambar disamping adalah gambar dari sumber yang berbeda dengan perkspektif yang berbeda dari gambar sebelumnya yaitu dari perspektif depan. Ketika kita melihat gambar ke-2 ini maka pikiran yang tadinya muncul di gambar pertama tidak akan muncul dalam benak kita.


Sudahkah teman-teman mengerti betapa bahayanya jika kita hanya melihat begitu banyak hal dengan hanya satu perspektif saja.


Contoh di sekolah/ kampus/ kantor, jika ada sesama teman/ kolega  yang sedang bertengkar dan kita berada di antaranya, pasti merupakan hal yang sulit. Sering kali si A bercerita tentang si B menceritakan 1001 alasan kenapa A membenci B, apa yang menjadi keburukan B, dst. Kita tidak bisa hanya mendengar cerita dari satu sisi saja. Kita harus mendatangi B dan menanyakan hal yang sebenarnya terjadi, kita harus mendengar juga cerita dari perspektif dan versi yang berbeda. Saya yakin kita akan menghadpi permasalahan tersebut dengan lebih bijak. Oleh sebab itu kita harus belajar untuk tidak menggunakan perspektif kita sendiri. Kalau Tuhan Yesus hanya menggunakan satu perspektif saja maka yang ada hanyalah satu ketika itu, yaitu manusia sudah penuh dengan dosa, selesai. Tidak akan ada cerita selanjutnya, tidak aka nada pengorbanan di kayu salib, tidak aka nada pengampunan.


Menyeramkan bukan ?

2. Siap ditegur

Ada hal menarik yang bisa kita pelajari dari Musa, Musa adalah seorang pemimpin yang besar dan diurapi oleh Tuhan. Tetapi perhatikan, ketika Mertuanya (generasi yang berada diatasnya) menegur dia, respon Musa saat itu bukanlah bersungut-sungut atau mengabaikan perkataan mertuanya itu, melainkan ia mendengar dan melakukannnya. Kalau kita baca lagi di ayat 17-23 Mertuanya menasihatinya panjang dan lebar, tidak mudah bagi seorang pemimpin yang sudah memimpin bangsa yang besar mau diam, dan mendengarkan bahkan melakukan Nasihat yang orang lain berikan, apalagi orang tersebut bukanlah ayah/ ibu yang bertalian darah dengannya melainkan mertuanya. Tapi di ayat 24 dikatakan:

Musa mendengarkan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya”.


Dalam kehidupan kita, seringkali kita berada dimana kita merasa kitalah yang paling benar sampai kita berpikir bahwa kita tidak butuh nasihat/masukan orang lain, atau kadang ketika orangtua atau pemimpin kita memberi masukan kita mengabaikan perkataan mereka dan tidak melakukannya seolah-olah kita sudah sangat benar berdiri diatas pengetahuan dan pendirian kita sendiri. (Baca Amsal 3 : 11-12)


Jangan biarkan kita berjalan ataupun bertindak atas pemikiran kita sendiri, tapi relakanlah dirimu untuk di tegur juga. Mungkin di tegur oleh teman mu, oleh ketua cool mu, oleh kakak rohani mu, pemimpin mu, dan terlebih lagi orang tuamu. Tuhan seringkali mau menegur kita tetapi mungkin tidak secara audible melainkan melalui orang-orang di sekitar kita.


3. Biarkan Tuhan menjadi yang dasar

(23) …dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu,…


Mertua nya Musa menutup nasihat nya dengan tidak lupa mengatakan bila Allah memerintahkan hal itu kepadamu. Ketika kamu bertindak sesuatu atau sedang menghadapi masalah biarkan Tuhan menjadi segala dasar pemikiran mu, karena Dia yang mampu melihat segalanya, Dia yang mampu melihat dari segala perspektif dan Dia yang tahu segalanya yang akan memimpin kamu ke jalan yang benar.


CONCLUSION

  • Jangan biarkan dirimu bertindak atas pemikiran dirimu sendiri yang terbentuk karena perspektif dirimu sendiri. Relakanlah dirimu di nasihati atau di tegur oleh orang lain terutama orang tua mu sendiri. Dan kembalikan segala pemikiran mu atas dasar firman Tuhan.

WHAT TO DO

  • Latihlah dirimu untuk mendengarkan nasihat yang orang berikan kepada mu (orang tua, guru, pimpinan di kantor, pemimpin, kk Rohani, Ketua Cool, dan orang yang lebih di atasmu lainnya)

PRAYER

  1. Berdoa supaya Tuhan membantu anggota cool mengubah car apandang mereka dalam menjalani hidup

  2. Minta Taruh perspektif yang dari pada Tuhan keatas hidup kita

 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page