PROPER EFFORT - WEEK 5 MAY 2021
- God's DNA
- Jun 3, 2021
- 5 min read

WARM UP
Ayo berdiskusi! Apakah kamu pernah terlibat dalam sebuah pertandingan? Apa saja effort yang kamu keluarkan untuk pertandingan tersebut? Apakah kamu memenangkan pertandingan tersebut?
Mungkin ketika kita sudah memberikan yang terbaik, masih saja kita tidak memenangkan pertandingan. Tapi 1 hal yang kita harus pahami adalah hanya mereka yang memberikan yang terbaiklah yang akan memenangkan pertandingan. Dan untuk memenangkan pertandingan ada standard-nya.
Sama halnya dengan pertandingan rohani didalam hidup kita. Apakah kita sudah memberikan effort untuk bertanding di kehidupan rohani sesuai dengan standard yang ada? Atau selama ini kita menganggap sebelah mata tentang kehidupan rohani kita?
WORD
Filipi 3 : 10 - 12
10 Yang ku kehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Dari Firman Tuhan yang kita baca, dapat kita simpulkan bahwa tujuan akhir dari pertandingan rohani kita adalah kehidupan kekal. Kenapa kita perlu untuk bersusah payah menjaga hidup kudus di hadapan Tuhan? Kenapa kita harus melayani Tuhan disaat semua orang diluar sana fokus untuk membangun karir mereka? Kenapa kita ‘menyusahkan diri’ kita untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan padahal kita sudah diberikan free-will sama Tuhan?
Simply, karena kita sedang ada dalam pertandingan kehidupan. Dimana pemenangnya akan hidup selamanya bersama dengan Tuhan di Surga, dan yang kalah akan selamanya berada di Neraka. Banyak dari kita menyepelekan hal ini. Kita tidak pernah benar benar menganggap serius dalam menjalankan kehidupan rohani. Bahkan kita melupakan kalau di akhir kehidupan kita, masing-masing dari kita akan diminta pertanggungjawabannya sama Tuhan atas apa yang sudah kita lakukan selama ini di bumi. Kita sungguh-sungguh hidup untuk Tuhan karena kita mau menang dalam pertandingan dan memperoleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:11). Ini adalah Tujuan kita.
Mari renungkan bersama: Sudahkah kita punya tujuan ini didalam hati kita? Atau selama ini kita termasuk dalam orang-orang yang menyepelekan pertandingan rohani?
Mungkin banyak dari kita yang sudah berusaha, kita sudah baca alkitab, kita sudah punya jam doa pribadi sama Tuhan, kita sudah ikut COOL, ikut fathering/mentoring, ikut SGT, ikut ibadah dan melayani di rumah Tuhan setiap minggu dalam setahun dan semuanya tanpa terkecuali. Tapi kenapa rasanya semua effort yang kita lakukan tidak pernah cukup. Kita merasa diri kita mengejar Tuhan, tapi sebenarnya kita tidak benar benar mengejar Tuhan.
Ketahuilah bahwa ada sebuah acuan, ada sebuah standard yang proper untuk memberikan effort kepada Tuhan. That’s Proper Effort. Tanpa proper effort kita tidak akan berhasil memenangkan pertandingan.
3 common reasons that makes us fails in competition:
We Never Take the Chance
Atlet olahraga manapun tidak akan pernah memenangkan sebuah pertandingan jika ia hanya sekali saja memasuki arena pertandingan. Berapa banyak usaha yang kita keluarkan tidak akan pernah menjadi maksimal kalau kita tidak memutuskan untuk mengambil kesempatan. Dalam kehidupan kerohanian kita, mengambil kesempatan bisa saja dalam konteks pilihan, mau ambil kesempatan hidup kudus atau hidup dalam kenyamanan yang ada? Mau pilih dipakai Tuhan secara luar biasa atau menghidup dunia kita sendiri ? Mau pilih melakukan Firman Tuhan sepenuhnya atau pilih Firman Tuhan yang menyenangkan hati kita saja? Mau pilih mengampuni orang lain atau pilih mempertahankan ego kita? Mau pilih hidup bersama dengan Tuhan dan terus bertanding atau hidup dalam penyesalan masa lalu ?
Dalam Filipi 3 : 14, Rasul Paulus menjabarkan apa yang menjadi “goal” dalam hidupnya, ia sedang menjelaskan kalau ia sedang mengusahakan atau memberikan effort agar bisa mendapatkan goal tersebut. Inilah yang Rasul Paulus lakukan :
Filipi 3 : 13
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku
Ia tahu akan posisinya ketika ia mengatakan apa yang menjadi goalnya, ia paham betul bahwa ia belum memegang kemenangan tersebut dalam arti lain, ia masih mengusahakannya, ia masih dalam perjalanan untuk mencapainya. Ia memutuskan untuk “melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”. Rasul paulus mengambil keputusan untuk meninggalkan masa lalunya, kegagalannya, kutuk yang mungkin orang pernah lontarkan, ia memilih untuk masuk ke dalam pertandingan, ia mengarahkan dirinya untuk fokus kepada Tujuan yang sudah Tuhan Yesus berikan. Dan sampai akhir hidupnya, barulah ia berhenti karena ia telah mencapai goalnya.
Mumpung kita masih muda, ambil kesempatan untuk melayani Tuhan. Jangan takut pada resiko yang akan kita tanggung, karena untuk memperoleh kemenangan dibutuhkan effort yang besar juga.
2. We never have the Right way of Thinking
Dalam sebuah pertandingan ada masanya kita merasa puas, senang, bahkan kita merasa menang ketika kita berada di posisi lebih unggul. Kita merasa bahwa kemenangan sudah di tangan kita padahal kita belum benar-benar menyentuh garis finish. Polapikir yang seperti itulah yang kerap kali membuat kita terjebak dalam “kepuasan diri kita sendiri”.
Banyak sekali anak muda yang masih benar-benar muda memutuskan bahwa di usia tertentu adalah masa akhir mereka melayani Tuhan dengan alasan mau lebih fokus a,b,c, dan d. Ia merasa pelayanan atau hidupnya selama ini sudah cukup Ia berikan untuk Tuhan. Kita harus bedakan menyelesaikan pertandingan dengan baik dan melarikan diri dari pertandingan, keduanya sama-sama berhenti tetapi menyelesaikan pertandingan membawa kita kepada kemenangan, sedangkan melarikan diri dari pertandingan hanya akan membuat kita mengenang masa sukar, masa sulit yang kita lalui karena kita hanya berhenti sampai disana.
YAKOBUS 1 : 12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
If we stop before finish the race, the only one thing that we remember is “following Jesus is super-tiring”
Jangan pernah berhenti karena kita merasa puas dan cukup, berhenti karena kita telah menyelesaikan pertandingan dan berhasil menggapai mahkota kehidupan yang Tuhan janjikan!
3. We Never Do the Extra Miles
Siapa disini yang kalau mengerjakan sesuatu suka bertanya ke diri sendiri “harus nggak sih gue melakukan lebih?”. Anak muda adalah oknum yang paling sering mempertanyakan hal tersebut. Hal tersebut karena mereka berpikir bahwa “ya gue lakuin bagian gue dan sisanya biar Tuhan aja”. Pertanyaannya adalah “apakah kita benar-benar sudah melakukan bagian kita dengan baik?” atau ketika kita tau bahwa Tuhan bekerja kita melepaskan tangan dan “Membiarkan Tuhan Bekerja ?”, kita merasa cukup dengan apa yang sekedar kita lakukan.
Atlet yang benar-benar ingin memenangkan pertandingan bukanlah orang yang mencari coach, lalu setelah dapat ia diam di pinggir lapangan berharap sang coach melakukan sesuatu agar ia menang. Rangkaian hal yang seharusnya dilakukan adalah cari pelatih, berlatih di arena pertandingan, berlatih menjaga kondisi tubuh dan mengambil kesempatan untuk terus bertanding. Memang ada kalanya kita membiarkan coach kita membuat sebuah strategi tapi bukan berhenti di detik itu kita berhenti melakukan bagian kita, melainkan kita turut ambil bagian bersama-sama.
“God is still working on you so keep pushing forward”
If you want to grow, you’ve got to put your full effort into it--not just occasionally, but all the time.
APPLICATION
Mari diskusikan dengan dengan seluruh anggota COOL kita.
Apa yang membuat kita tidak pernah mengambil kesempatan untuk melayani Tuhan?
Cara berfikir seperti apa yang membuat kita berhenti untuk melayani Tuhan?
Hal apa yang membuat kita tidak melakukan hal yang lebih untuk Tuhan?
Jangan berhenti di pertanyaan, tapi berubah. Saling mendoakan supaya yang lain bisa sama sama bertumbuh.
Comments