THE VESSEL - SEPTEMBER 2018 WEEK 4
- God's DNA
- Sep 10, 2018
- 9 min read

WARM UP
Pernahkah kita bermain play-doh atau lilin plastisin?
Plastisin itu kita bentuk jadi apa yang kita mau misalnya makanan, binatang dan lainnya. Tapi, bagaimana jika plastisin yang sudah kita bentuk tidak sesuai dengan bentuk yang kita inginkan? Jika hal tersebut terjadi, maka kita akan membentuk ulang plastisin tersebut sampai menjadi bentuk yang kita inginkan.
NILAI YANG DI TANAM
Hati yang mudah dibentuk. Bejana dalam tanah liat, selama tidak bisa dibentuk, tidak akan menjadi indah. Harus percaya kepada Tuhan dan menjadi indah dengan mudah dibentuk.
WORD
Bangsa Israel meninggalkan taurat Tuhan dan menjadi murtad. Mereka mengikuti para baal seperti nenek moyang mereka, hal ini membuat Allah menghukum bangsa Israel dengan membuang bangsa Israel (Yer 9:12-16). Maka, Allah mengutus Yeremia untuk menjadi perantara antara Allah dengan bangsa Israel.
Dalam Yeremia 18: 1-6, tertulis bahwa Yeremia diutus Allah untuk pergi ke rumah tukang periuk. Dalam pasal ini, Allah menjelaskan bahwa diriNya diibaratkan sebagai tukang periuk dan bangsa Israel seperti bejana tanah liat. Dimana setiap bejana dirancang, dibentuk dan disempurnakan oleh tukang periuk sesuai dengan keinginan dari tukang periuk tersebut.
Bangsa Israel dipilih Allah untuk menjadi umat pilihanNya untuk memberkati semua bangsa, namun bangsa Israel memilih untuk mengikuti kedegilan hati mereka, meninggalkan serta menolak Tuhan, serta memilih untuk menyembah allah lain (Yeremia 18: 12, 15).
Hati bangsa Israel telah condong kepada kedegilan, kejahatan dan menjadi rusak (Yeremia 18:4). Hati bangsa Israel tidak lagi terfokus pada Allah dan telah berpaling dari Allah demi para baal.
Yeremia 18:4
“Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.”
Dalam ayat ini, hati yang rusak diibaratkan sebagai sebuah bejana yang rusak. Karena hati dari bangsa Israel telah rusak dan tidak sesuai dengan keinginan Allah, maka Allah membentuk kembali hati-hati yang rusak untuk menjadi apa yang sesuai dengan keinginan Allah, seperti bejana yang dibentuk lagi untuk menjadi sesuai dengan keinginan tukang periuk.
Yeremia memahami bahwa pembuangan bangsa Israel ke tangan musuh (Yeremia 18:16-17) merupakan kasih Allah untuk membentuk kembali bangsa Israel menjadi bejana yang sesuai dengan tujuan dan rancangan Allah dan membuang bejana yang lama.
Setiap orang merupakan hasil karya seni buatan tangan Allah (Efesus 2:10) yang memiliki fungsi, sekaligus keindahan ilahi. Namun, dosa membuat kita berhenti berfungsi sesuai kehendak Allah serta kehilangan keindahan, tetapi Allah setia membentuk ulang diri kita.
Untuk menghasilkan bejana yang indah, diperlukan adanya proses pembuatan bejana tersebut. Tanah liat tidak secara otomatis berubah menjadi bejana yang indah, tetapi tanah liat harus melalui beberapa proses sehingga dapat menjadi sebuah bejana yang berkualitas. Jika satu langkah saja dilewatkan, maka tukang periuk tidak akan memperoleh sebuah bejana yang baik. Seperti hati kita yang diibaratkan sebagai bejana, untuk menjadi sesuai dengan keinginan Allah, manusia melalui berbagai proses kehidupan. Dimana proses ini yang merupakan upaya pembentukan Allah pada manusia untuk menjadi semakin serupa dengan Allah.
PROSES PEMBENTUKAN
1. Menyediakan bahan mentah
Bejana dibentuk dari tanah liat, agar tanah liat tersebut bisa dibentuk, tanah liat itu harus dipisahkan dari kotoran dan sampah seperti kayu kecil, pasir, dan kerikil. Kita harus meninggalkan hidup yang lama dan segala sesuatu yang membuat hati kita keras seperti dosa dan kebiasan buruk. Tuhan ingin kita memiliki hati yang lembut yaitu hati mudah dibentuk dan tidak keras hati.
Amsal 28:14
“Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan Tuhan, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.”
Bejana dibentuk dari tanah liat, bukan dari besi atau tembaga yang unbreakable. Allah menggambarkan manusia sebagai bejana tanah liat yang sederhana, yang jika terbentur akan mudah untuk retak dan somplak, bahkan jika jatuh akan menjadi pecah dan hancur.
2 Korintus 4:7
"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."
Sama seperti manusia yang tidak dapat berjalan sendiri tanpa Tuhan. Manusia sangat rapuh dan mudah hancur jika tanpa Tuhan. Bejana juga tidak dibentuk dari emas atau perak, tetapi dibuat dari tanah liat. Tanah liat sendiri tidak memiliki nilai apa-apa jika dibandingkan dengan emas dan perak. Namun, ketika tukang periuk telah membentuk tanah liat tersebut menjadi sebuah bejana yang indah, tanah liat tersebut menjadi bernilai dan bermanfaat. Proses pembentukan Tuhan atas hidup kita membuat diri kita menjadi seseorang yang berkualitas.
2. Pembentukan (molding, shaping, bending, removing)
Bejana dibentuk oleh tukang periuk sesuai dengan apa yang dipandang baik oleh tukang periuk tersebut. Tukang periuk itu membentuk dengan tangannya sendiri. Tanah liat tersebut dicetak, dibentuk, dibengkokkan dan membuang bagian-bagian yang menurut tukang periuk tersebut tidak diperlukan hingga menjadi bentuk yang persis seperti keinginan tukang periuk tersebut. Proses tersebut tidak mudah dan menyakitkan.
Seperti tanah liat tersebut, kita harus dibengkokan, ditarik, ditekan dengan masalah-masalah yang datang dalam hidup kita. Masalah yang datang dalam hidup kita merupakan proses Tuhan untuk membentuk kita menjadi serupa dengan Tuhan. Mungkin kita mendapat sering mendapat tekanan, tapi tekanan itulah yang membentuk kita. Tuhan akan memperbaiki hati, karakter dan cara berpikir kita.
Dalam kelemahan dan keterpurukan kita, andalkan Tuhan dan tetap berpegang kepada Tuhan. Saat menghadapi pencobaan jangan cepat putus asa dan tawar hati. Tuhan tidak akan meninggakan kita dan masalah yang kita alami tidak akan pernah melampaui kekuatan kita sebab Tuhan tau batas kemampuan dan batas kekuatan kita. Saat kita jatuh, Tuhan akan menopang dan tidak akan sampai jatuh tergeletak.
1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Mazmur 37:24 “Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”
3. Menghaluskan bagian yang kasar (grinding)
Tanah liat yang telah dibentuk masih memiliki permukaan yang kasar, maka langkah selanjutnya ialah menghaluskan bagian yang kasar tersebut. Kita beribadah, membaca Alkitab, berdoa, memuji, menyembah Tuhan, mendengarkan Firman, merupakan proses hingga kita menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Jika pemimpin kita menegur dan mengoreksi kita, semua itu merupakan proses dari Tuhan untuk semakin memperhalus bejana hati kita. Maka dari itu, ketika kita ditegur, respon kita bukanlah sakit hati dan kepahitan, tetapi kita harus menerima setiap teguran dan memperbaiki diri kita agar kita menjadi semakin serupa dengan yang Tuhan mau.
4. Dibakar melalui api
Bejana yang sudah halus dimasukkan ke tungku/ oven. Jika tidak dimasukkan oven, tidak diletakkan di dalam api, maka bejana itu tidak akan cukup keras untuk bertahan.
Walaupun kita mengalami banyak masalah dalam proses nya Tuhan, kita harus memiliki hati yang terus berkobar. Ketika api Roh Kudus ada dalam diri kita, maka hati kita akan terus terbakar sehingga kita akan menjadi kuat dan tangguh, iman kita juga akan dikuatkan layaknya bejana yang dibakar akan menjadi lebih kuat. Masalah tidak akan menghanguskan kita, ketika kita tetap bersekutu dengan Tuhan.
Yesaya 43:2 “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.”
Dalam proses pembentukan Tuhan, kita membutuhkan Roh Kudus untuk selalu menguatkan dan selalu setia dalam setiap proses nya Tuhan. Roh kudus yang akan memberikan kita kekuatan untuk melewati setiap prosesnya Tuhan.
Lukas 24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Ketika kita mengizinkan Roh Kudus hadir dalam hidup kita, maka Roh Kudus yang akan terus membuat kita berapi-api dalam Tuhan. Ia akan menjadi penuntun hidup kita untuk terus berada dalam jalannya Tuhan sehingga ketika masalah datang, kita dapat menyikapi masalah tersebut sesuai dengan FirmanNya dan kita akan selalu setia dalam segala perkara.
5. Menjadi bejana yang indah
Setelah menjadi bejana tersebut selelsai diproses, maka bejana itu menjadi bejana yang indah dan berkualitas sesuai dengan bentuk dari tukang periuk tersebut. Bukan lagi hanya segenggam tanah liat yang tidak berguna, tetapi menjadi bejana yang bermanfaat. Tuhan akan mengisi bejana itu dan membawanya dari satu tempat ke tempat yang lain supaya orang melihat apa isi bejana tersebut. Karena itu kita harus menjadi bejana yang bukan hanya indah tapi juga memiliki kualitas yaitu diisi dengan anggur yang baru yang bisa memberkati orang yang berputus asa, diisi dengan minyak sukacita agar kita dapat mengurapi orang yang sedih dan berputus asa. Jangan abaikan persekutuan dengan Tuhan. Miliki hati yang patuh dan tunduk pada Tuhan agar hati kita tidak keras melainkan mudah dibentuk menjadi bejana yang indah seperti yang Tuhan inginkan.
RESPON KITA
1. Miliki hati yang mau dibentuk
Ketika tanah liat tidak mengikuti bentukan dari tangan tukang periuk dan menjadi rusak, maka proses pembuatan bejana akan diulang kembali. Tanah liat akan disatukan kembali, dipukul, ditarik, ditekan atau bahkan dibanting ke meja, agar mudah dibentuk kembali. Oleh karena itu kita harus belajar merelakan hidup kita, memiliki hati yang rela dan berserah kepada Tuhan.
Jangan keraskan hati sebab setiap kita mengeraskan hati, bersungut-sungut kepada Tuhan dan tidak bersyukur atas apa yang kita alami, maka hidup kita bagaikan tanah liat yang keras yang susah dibentuk.
Relakan hati kita untuk menjalani proses yang sedang Tuhan ijikan terjadi dalam hidup kita. Bersyukur atas proses pembentukan yang sedang Tuhan kerjakan melalui berbagai macam perkara. Akan ada saatnya dimana kita akan melihat hasil bentukan tangan Tuhan bagi hidup kita dan kita akan bersyukur atas apa yang telah kita alami bersama Tuhan.
Hati yang keras adalah tempat favorit Iblis untuk berlibur. Dalam Kisah Para Rasul 7:51 berbunyi, “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu”. Dimana dikatakan bahwa orang yang tidak bersunat hati dan telinga berarti memiliki telinga namun tidak mau mendengar perkataan yang baik dan hatinya memilih untuk tidak mau mengikuti kebenaran. Mereka telah menolak roh kudus dan tidak mau dibentuk oleh Allah.
Matius 12:43 "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.”
Iblis mencari tempat yang tandus sebagai tempat perhentian, yaitu hati yang keras. Hati yang memilih untuk tidak mengikuti Firman, tidak mau diubahkan menjadi serupa dengan Tuhan, hati yang acuh dan tak acuh pada Firman, serta tidak memiliki kasih dalam hatinya. Maka, persembahkanlah hati kita untuk dibentuk dan diproses Tuhan dan percaya bahwa proses yang diberikannya tidak akan sia-sia, melainkan akan menghasilkan karya yang sempurna.
2. Taat dalam proses nya Tuhan
Tukang periuk mempunyai hak penuh sebagai pembentuk bejana. Ide ataupun rancangan yang ada di pikirannya dituangkan ke dalam pembentukan bejana. Dia membentuk bejana sedemikian rupa, dengan segala keahliannya, sehingga bejana tersebut benar-benar menjadi sama dengan apa yang ada di pikirannya sebelumnya.
Segumpal tanah liat yang dibentuk menjadi bejana tentunya hanya mengikuti lekukan dan bentukan dari tangan tukang periuk. Tanah liat tidak bisa menentukan dia akan menjadi bejana yang mempunyai bentuk tertentu. Tuhan mempunyai rencana bagi masing-masing manusia. Maka, untuk menjadi sesuai bentuknya Tuhan, taati saja dalam setiap prosesnya Tuhan serta selalu tunduk dan patuh atas rancangan yang Allah berikan dalam hidup kita.
Roma 9:20-21
20: Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
21: Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Manusia sebagai bejana yang dibentuk Allah tidak dapat protes untuk mengubah bentuk dirinya karena manusia hanyalah benda yang dibentuk dan tidak memiliki kuasa untuk menguah bentuk dirinya. Namun, tukang periuk bebas membentuk bejana sesuai dengan apa yang menurut pandangannya baik. Maka, taati-lah setiap proses nya Tuhan, karena Tuhan tidak membentuk kita menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat, tapi semua diproses dan dibentuk Tuhan untuk menjadi indah dan berkualitas. Tuhan punya rencana yang indah atas kita semua.
Yeremia 29:11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
3. Meminta pimpinan Roh Kudus dalam setiap proses hidup kita
Ketika Roh Kudus yang masuk dalam hidup kita untuk memberkati kita dan mengurapi kita dalam setiap proses yang diberikan Tuhan, maka kita akan selalu terarah pada kebenaran dan tidak melenceng dari jalannya Tuhan. Roh Kudus akan selalu mengingatkan dan menegur kita apabila langkah kaki kita mulai berbelok/melenceng dari kebenaran sehingga kita semakin dibentuk untuk mencerminkan karakter Kristus, dan secara otomatis buah-buah Roh akan tampak nyata dalam kehidupan kita.
Dalam menghadapi setiap masalah, Roh Kudus yang akan memberikan kita kekuatan untuk melewati masalah demi masalah dan menolong kita untuk menghadapi masalah tersebut. Ia tidak akan meninggalkan kita dalam masalah.
Yohanes 14;16
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,”
Maka dari itu, miliki hubungan yang erat dengan Tuhan dengan selalu berdoa, membaca Firman, memuji dan menyembah Tuhan dalam keseharian kita.
Untuk punya hati yang kuat seperti hatinya Tuhan, maka kita harus seperti bejana yang akan dibentuk oleh tukang periuk (TUHAN) menjadi bejana yang indah. Dimana ketika terjadi masalah, hati kita akan kuat untuk tetap mengikut Tuhan dan berada pada jalannya Tuhan. Namun, untuk memiliki hati yang sesuai dengan bentuknya Tuhan, dibutuhkan proses yang panjang. Entah melewati masalah, kekecewaan, sakit hati, tekanan, duka dan masa sulit. Namun, dengan memiliki respon hati yang mau dibentuk dan diproses oleh Tuhan, selalu taat pada Tuhan dalam setiap proses hidup serta senantiasa meminta bimbingan Roh Kudus, maka kita akan melewati masa proses tersebut dan akhirnya kita telah menjadi bejana yang sesuai dengan bentuknya Tuhan, menjadi bejana yang mempunyai kegunaan bagi kemuliaan Tuhan. Hati kita menjadi kuat dan tahan uji, sehingga ketika pencobaan datang, maka kita dapat menyikapinya dengan benar dan tetap mengikut Tuhan.
APPLICATION
Membaca alkita setiap hari minimal 5 pasal
Menaati pemimpin, orangtua, guru sebagai proses pembentukan diri kita
Bersyukur atas setiap masalah dan tekanan yang dialami
Berdoa minta pimpinan Roh Kudus untuk selalu membimbing kita dalam proses dari Tuhan
PRAYER
Bapa terima kasih atas kasih anugerah dan penyertaanMu atas hidup kami. Kami mau menyerahkan hati kami kedalam tanganMu untuk dibentuk menjadi bejana yang indah. Kami mau diproses oleh Engkau dan kami mau untuk taat dalam setiap prosesMu. Kiranya Roh Mu yang membimbing kami untuk melalui proses demi proses, dan biar RohMu yang tetap menguatkan kami untuk melewati segala pencobaan. Kami yakin dan percaya bahwa Engkau Allah yang merancangkan yang terbaik atas setiap kami dan kami yakin bahwa proses dari Mu tidak berujung pada sia-sia tetapi kami akan memiliki hati yang kuat, hati yang tahan uji dan hati yang serupa dengan hatiMu. Kami mau dan kami siap untuk diproses oleh Engkau. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.
Comments