VISION - WEEK 1 APRIL 2020
- God's DNA
- Apr 9, 2020
- 3 min read

WARM UP
Seorang anak kecil dapat mengetahui sebuah bangku karena sebelumnya ia pernah melihat contoh yang diberikan oleh orang tuanya, selamanya bangku akan tetap menjadi bangku, kalau ia bingung tinggal menyamakan contoh awal yang ia pelajari dengan apa yang ia lihat sekarang. Kita dapat membedakan mana pesawat mana mobil pun karena awalnya kita terlebih dahulu melihat “contoh” yang ada.
Pernahkah kalian belajar sesuatu yang baru ? contohnya ketika kita memasuki tahun ajaran baru atau ketika kita baru pertama kali bekerja. Pasti ada masanya dimana kita melihat “Contoh” yang sampai kapanpun akan selalu sama. Ada kalanya kalau kita bingung kita pasti akan kembali ke Contoh yang pertama, kalau kita lupa kita pasti akan kembali kesana, kalau kita berhasil kita akan melihat kembali Contoh yang ada. Apakah sudah sesuai, apakah ada yang terlewat, dsb. Ujung-ujungnya pasti kembali kepada Contoh yang diberikan di awal.
Di 3 bulan sebelumnya kita sudah diberikan “contoh” tentang identitas diri kita yaitu Pribadi Tuhan Yesus sendiri “The Ultimate Example”. Seharusnya hal tersebut membuat kita selalu melihat pada-Nya. Apapun yang kita lakukan harus kita selaraskan dengan Tuhan, setiap kesalahan, kekeliruan bahkan sebuah keberhasilan, apakah semuanya sesuai dengan Contoh utama yang kita dapatkan dari Pribadi Yesus. Jadi hidup kita bukanlah tentang kita saja melainkan tentang Tuhan Yesus.
WORD
Salah satu teladan yang jelas dapat kita lihat adalah keputusan-Nya untuk memilih salib. Suatu pagi Tuhan Yesus pergi untuk berdoa bersama dengan beberapa muridnya. Pada saat itu adalah masa menjelang Ia disalibkan. Coba kita bayangkan apabila kita berada dalam posisi Tuhan pada saat itu ? kita pasti sudah ketakutan luar biasa. Saat itu Tuhan Yesus adalah manusia 100% sama seperti kita, tentunya Ia merasakan ketakutan yang besar juga. Namun di tengah ketakutannya Ia tidak memilih untuk mengeluh, marah-marah atau meminta Bapa mengambil semua kejadian tersebut. Di tengah ketakutan yang Ia alami, Ia memilih untuk Berdoa, berkomunikasi kepada Bapa.
Lukas 22 : 41 - 42
(41) Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: (42) "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Perhatikan doa yang Tuhan Yesus sampaikan di ayat 42, Ia menutupnya dengan “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Pada saat itu Ia sadar betul bahwa keberadaanNya di dunia, apa yang Ia lakukan, semata-mata karena Bapa di surga. Jadi Ia memilih untuk tidak mengutamakan dirinya lagi.
Bagaimana dengan kita ? selama kita hidup, apa yang kita lakukan di keluarga, sekolah, kantor, dan bahkan pelayanan kita, apakah itu sudah merupakan kehendak Bapa ? sudahkah kita melihat Tuhan Yesus sebagai teladan dalam kita menjalani kehidupan kita sehari-hari ? ketika kita diperhadapkan masalah, di tengah-tengah ketakutan dan kepanikan sudahkah kita melihat Tuhan Yesus sebagai acuan kita bertindak? Atau malah kita mengambil sikap sebaliknya? Mementingkan apa yang kita rasakan saja, sehingga fokus kita tidak lagi keapada Tuhan.
Pada perjalanan menyelesaikan pertandingan memang kita harus berjuang agar kita menang dan menyelesaikannya dengan baik. Kita memperhatikan stamina, keadaan fisik, kondisi mental, dan segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Tapi dalam kehidupan kita menyelesaikan pertandingan iman, kita diminta juga untuk fokus kepada Tuhan.
Ibrani 12 : 2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
The New American Standard menerjemahkan “mata yang tertuju kepada Yesus” menjadi “Fixing our eyes on Jesus”, karena kita bisa berjalan, berlari, melakukan apapun, bahkan menyelesaikan pertandingan hanya jika mata kita tertuju kepada Tuhan. Apapun yang kita lakukan ujung-ujungnya harus kembali kepada Tuhan. Dalam bahasa Yunani diterjemahkan lagi menjadi “mengubah pandangan dari yang lain menjadi kepada Yesus saja” artinya bahkan diri kitapun bukan menjadi prioritas kita lagi melainkan Tuhan Yesus, apa yang Ia inginkan, apa yang Ia rindukan untuk terjadi dalam hidup kita.
CONCLUSION
Mari perbaiki cara kita melihat kondisi yang terjadi saat ini. Mari taruh pandangan kita kepada Yesus karena dia yang memimpin kita dalam iman.
PRAYER
Tolong infokan keseluruh anggota COOL bahwa mulai malam ini sampai waktu yang belum ditentukan kita sama-sama on air jam 9 malam,bersama dengan pasukan doa GBI Rayon 8, pokok doanya dalah :
INDONESIA -- DAMAILAH INDONESIAKU
Dibebaskan dari Virus Corona
Ancaman Resesi Ekonomi Global
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali -- "DATANGLAH KERAJAANMU"
Menyelesaikan amanat Agung Tuhan Yesus
Kebangkitan Anak-anak muda yaitu Generasi Yeremia
Yang Tuhan pakai sebagai Messenger of the 3rd Pentescost:
- Berdoa untuk GBI
- Berdoa untuk Church of God
- Berdoa untuk Oral Roberts University
- Berdoa untuk Evangelical Alliance
Comments