top of page

WHAT IS YOUR PRIORITY - WEEK 2, JAN 2022

  • Writer: God's DNA
    God's DNA
  • Jan 19, 2022
  • 3 min read






WARM UP


Di minggu ke 2 di tahun 2022 trend masih belum berubah, semua mata tertuju pada kata yaitu “Healing”, banyak orang yang mencari healingnya masing-masing, apa Healing versimu ?

(ajak diskusi awal)


Banyak dari kita yang memiliki pendapat yang sama ataupun berbeda tentang Healing, ada yang merasa Healing itu adalah jalan-jalan, ada yang lebih suka diam diri dirumah sambil nonton netflix dan makan snack, nggak sedikit juga kita lihat teman-teman kita pergi ke club dan mabuk-mabukan, so apa sebenarnya Healing ?


Jika diterjemahkan secara bebas Healing memiliki arti sebagai the process of making or becoming healthy again. So Let’s check, apakah healing yang selama ini kita lakukan membuat kita ‘sehat’ kembali? Atau malah sebaliknya, Healing yang kita pilih adalah sesuatu yang mahal bikin gaji atau uang jajan kita habis, atau sesuatu yang bikin paru-paru, hati, mata bahkan kerohanian kita sakit ? padahal Healing yang sesungguhnya bisa kita miliki di dalam hadirat Tuhan.



WORD


Kita harus berada di hadirat Tuhan agar kita bisa mengenal siapa Tuhan kita dan kita bisa mengenal siapa kita di mata Tuhan. Untuk berada dalam hadirat Tuhan adalah keputusan yang harus kita lakukan setiap hari. Tuhan berfirman “Tinggalah di dalam aku” bukan “mampirlah, atau ngekos lah atau ngontrak lah” tapi “Tinggalah”. Sebuah kata yang memiliki makna “tetaplah”, tidak datang dan pergi atau kadang-kadang tapi sebuah konsistensi dari dalam diri kita untuk berada di dalam-Nya.


“Abide in God must be our top priority”

Jangan jadikan statement “gue nggak ngerasain Tuhan lagi” sebagai alasan untuk kita menjauh dari Tuhan. Kalau kita merasa jauh dari Tuhan, datang dan mendekat. Lebih dari setiap masalah atau rintangan yang kita miliki, carilah Pribadinya, mendekatlah, berbaliklah sampai kita menemukan Tuhan di tengah permasalahan yang kita miliki.


Orang yang memprioritaskan Tuhan memiliki 3 ciri ini dalam hidupnya :


1. Mengejar hadirat Tuhan

1 Samuel 1 : 1 - 2

1:1 Ada seorang laki-laki dari Ramataim Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkanabin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. 1:2 Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.


Alkisah, dahulu kala ada seorang wanita bernama Hana, pada saat itu Hana tidak memiliki anak bahkan alkitab mengatakan kandungannya di tutup (tidak bisa memiliki anak lagi). Kalau kita baca keseluruhan pasal, suaminya Elkana memiliki 1 istri lagi (Penina) yang sudah memiliki anak. Artinya penderitaan Hana tidak hanya terjadi 1-2 tahun saja. Penderitaan itu terjadi bertahun-tahun lamanya, ia menikah tapi tidak bisa punya anak. Bayangkan seberapa sulitnya keadaan Hana pada saat itu. Tapi Alkitab mengatakan pada suatu malam Ia datang ke bait Allah dan Ia berdoa, berdoa disini bukan “ia mulai berdoa” tetapi “ia melanjutkan doanya, ia berdoa terus menerus”. Hana tidak berhenti mencari Tuhan, bahkan dalam kepahitan sekalipun, Ia tidak lari tetapi Ia datang mencari Pribadi Tuhan. Hal itu Tuhan perhitungkan dan akhirnya Tuhan membuka kandungannya dan setahun kemudian Hana memiliki anak dan ia menamainya Samuel.



2. Peka akan suara Tuhan

1 Samuel 2 : 11

11 Lalu pulanglah Elkana ke Rama tetapi anak itu menjadi pelayanTUHAN di bawah pengawasan imam Eli. 12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan


Ketika itu Hana menyerahkan Samuel kepada Tuhan, Samuel tinggal di dalam Bait Allah dibawah bimbingan Imam Eli. Tinggal di dalam bait Allah pada saat itu, tidak seenak yang kita bayangkan. Pada saat itu Imam Eli memiliki anak-anak yang tidak mengindahkan Tuhan, dan Alkitab mencatat pada masa itu Tuhan jarang berbicara. Betapa sulitnya Samuel mengenal Tuhan pada saat itu. Kita mungkin jauh lebih baik keadaannya, kita diajarkan tentang Tuhan, ada COOL, ada kaka rohani, tapi saat itu Samuel memiliki keadaan yang berbeda, ia tidak memiliki sosok yang bisa diteladani.


Tapi keadaan tersebut tidak membuat Samuel mengeluh atau bahkan menjadi tidak kudus karena keadaannya. Samuel justru tetap kudus sampai Ia bisa mendengarkan suara Tuhan. Suara Tuhanlah yang dapat menuntun dan mengarahkan hidup kita.


3. Dipilih dan Diurapi Tuhan


1 Samuel 16 : 1

16:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.


Setelah beranjak dewasa, Samuel menjadi seorang nabi yang dekat sama Tuhan. Ada suatu masa dimana Tuhan suruh Samuel untuk mengurapi Raja atas Israel. Samuel datang ke Rumah Isai dan melihat anaknya satu persatu, Samuel melihat dari yang parasnya elok dan tinggi, tegap, tapi Tuhan bilang “bukan dia”. Akhirnya datang anak Isai yang terakhir dari Ladang, seorang yang masih kecil, bahkan pipinya masih kemerah-merahan. Saat itu tanpa Samuel bertanya, Tuhan langsung ngomong “urapi dia, sebab dia yang aku pilih”. Ia adalah Daud, seorang gembala domba, tapi Tuhan memilih dan mengurapinya.



Untuk sampai kepada tahap dimana kita dipilih dan diurapi Tuhan tidak ada cara yang instan, kita nggak bisa tiba-tiba langsung menjadi Daud. Kita harus melewati prosesnya, pertama kita harus belajar seperti Hana yang selalu mengejar hadirat Tuhan. Kemudian kita belajar untuk peka akan suara Tuhan seperti Samuel, barulah kita bisa dipilih dan diurapi Tuhan sama seperti Daud


 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • photoQKVUBHL3
  • YouTube

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page