A P A T I S. - April 2018 Week 4
- God's DNA
- Apr 10, 2018
- 4 min read
WARM UP
Menurut kalian, apa arti dari apatis?
Lalu, apa perbedaan antara pasif dan apatis?
NILAI YANG DI TANAM
Setiap anggota COOL mengerti bahwa KEHADIRAN TUHAN dalam hidup mereka membuat mereka menjadi orang yang AKTIF untuk melayani Tuhan, bukan menjadi orang yang APATIS.
WORD
Banyak orang menganggap bahwa arti kata pasif sama dengan apatis, padahal kedua kata tersebut memiliki arti yang sangat berbeda.
Definisi kata Pasif menurut Cambridge Dictionary:
“not acting to influence or change a situation, allowing other people to be in control.”
“tidak bersikap mempengaruhi atau mengubah keadaan, mengijinkan orang lain mengontrol hidup kita.”
Definisi kata Apatis menurut Cambridge Dictionary :
“behaviour that shows no interest or energy and shows that someone is unwilling to take action.”
“sikap yang menunjukkan ketidaktertarikan, tidak memiliki kekuatan, bahkan tidak memiliki keinginan untuk bertindak.”
Orang yang pasif cenderung bertindak ketika diberikan perintah, mereka masih ingin bertindak meskipun harus diberikan perintah terlebih dahulu. Sedangkan orang yang apatis, jauh lebih parah daripada pasif, mereka telah sampai pada tahap dimana tidak memiliki keinginan untuk bertindak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan bahwa apatis memiliki arti tidak peduli.
Ciri-ciri orang apatis :
1. Lebih suka "KRITIK" daripada "INTROSPEKSI" diri sendiri
READ: 1 Samuel 1 : 14
Saat itu ada seorang bernama Elkana dan mempunyai 2 orang istri, yang satu bernama Penina (dapat melahirkan anak) sedangkan yang satu bernama Hana (tidak dapat melahirkan anak). Hana terus menerus berdoa di hadapan Tuhan dan pada suatu kali ketika dia sedang berada di rumah Tuhan, disana ada seorang imam bernama Eli. Ketika hana sedang berdoa dalam hatinya dan hanya bibirnya yang bergerak-gerak, imam Eli menyangka bahwa dia mabuk.
Ketika kita memilih untuk mengkritik orang lain dan tidak menyadari kesalahan dalam diri kita sendiri, pada saat itulah kita bersikap apatis.
(Hal tersebut menunjukkan betapa tidak pedulinya kita terhadap keadaan kita sendiri).
2. Tidak HORMAT kepada Allah
READ : 1 Samuel 2 : 30
Imam Eli lebih mengindahkan anak-anaknya daripada Tuhan, terlihat ketika dia tidak mengindahkan korban bakaran kepada Tuhan. Ketika dia tidak menghargai korban bakaran tersebut, sesungguhnya dia sedang tidak menghormati Tuhan. Hal tersebut membuat janji Tuhan tidak dinyatakan dalam hidupnya.
Ketika kita memilih untuk ‘diam’ saat dalam suasana menyembah Tuhan, maka pada saat itulah sesungguhnya kita sedang tidak menghormati Tuhan. Seringkali kita “menagih” janji Tuhan dalam hidup kita, TAPI kita tidak pernah bertindak apapun untuk menyenangkan hatiNya.
Sikap apatismu dapat menjauhkanmu dari penyataan janji Tuhan.
3. Melahirkan generasi yang apatis
READ: 1 Samuel 2 : 11-25
Hofni dan Pinehas yang tidak mengindahkan korban bakaran Allah merupakan hasil dari sikap apatisme imam Eli untuk mendidik mereka dalam hal menghormati Allah.
Ketika kita berhenti untuk peduli akan teman-teman kita di sekolah, kampus, tempat kerja, saat itulah “benih” apatisme mulai tumbuh.
Sikap apatisme itu dapat menyebar, dan hal yang dapat menghentikannya adalah dengan cara “mulai peduli”. Bahkan Yesus sendiri telah memberikan teladan yang luar biasa. Dia memutuskan untuk “peduli” kepada kita manusia yang masih hidup dalam dosa. Dia turun ke dunia ini untuk menebus dosa-dosa kita karena Dia bukan Allah yang apatis. Ketika Tuhan memilih untuk tidak bersikap apatis terhadap manusia, maka akan bangkit generasi yang tidak apatis.
Question : Do you want to be an ‘apathis person’ or ‘active person’ in living with God?
Bagaimana caranya agar tidak menjadi orang yang apatis?
1. 'RESPON' dengan kata “YA” (1 Samuel 3 : 10)
Pada saat Tuhan memanggil Samuel, ia meresponinya dengan kata “YA, berbicaralah ya Tuhan”. Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menghilangkan sikap apatisme kita adalah mulai memilih untuk meresponi Tuhan di hidup kita. Percayalah moment ketika kita mulai berkata YA pada Tuhan, hidup kita akan berubah dan dapat mengubahkan orang lain juga. Jika kita ingin menjadi dampak bagi generasi ini mulailah dengan berhenti bersikap apatis.
2. STOP PRETENDING YOU DON'T KNOW (Ulangan 22 : 1-4)
Ketika ada orang yang membutuhkan bantuan kita dan kita TAHU dia memerlukannya, mulailah untuk peduli dan memilih untuk menolongnya. Mulai buka mata kalian dan lihat bahwa di luar sana masih banyak anak muda yang perlu Tuhan Yesus di hidupnya. Dan kita yang telah mengalami Tuhan di hidup kita, harus mulai berdoa dan menjangkau anak-anak muda di luar sana, karena keselamatan bukan hanya milik kita, tetapi mereka pun berhak memilikinya. Tuhan mau memakai kita untuk menjangkau generasi yang hancur ini, SO, STOP PRETENDING!
3. Sangkal Diri dan Pikul Salib (Matius 16 : 24)
Bila kita ingin mengikut Tuhan dan dipakai olehNya maka kita harus rela menyangkal sikap apatisme kita dan mulai memikul salib yang Tuhan percayakan di hidup kita. Ketika ada satu orang yang memutuskan untuk tidak bersikap apatis lagi, maka akan semakin banyak anak muda di luar sana yang akan dijangkau dan diselamatkan. Banyak hal besar yang akan Tuhan percayakan di hidup kita ketika kita berhenti menjadi orang yang apatis. Jangan sampai rencana Tuhan di hidup kita terhambat hanya karena sikap kita yang apatis kepada Tuhan.
Application
Ketika sedang ibadah, jadilah anak muda yang aktif dan excited untuk memuji menyembah Tuhan dan meresponi firman Tuhan dengan benar. (mulai dari cool, ajak mereka sungguh-sungguh menyembah Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan)
Ketua cool ajak setiap anak coolnya untuk berdoa bagi teman-teman mereka di sekolah, kampus, tempat kerja. (mulai tumbuhkan hati yang hancur bagi generasi ini)
Ketua cool ajak setiap anak coolnya untuk komitmen berdoa dan menjangkau minimal 2 orang (orang itu bisa keluarga, teman bahkan musuh sekalipun).
Doa
Berdoa minta Tuhan gerakkan hati kita agar tidak menjadi orang yang apatis lagi.
Mulai berdoa bagi 2 orang yang tadi jadi komitmen kita di “Application”.
Berdoa biar cool kita jadi dampak di lingkungan kita.

Comments