Rachael Tiffany - COOL Lembah Hijau 3
- God's DNA
- Jan 23, 2018
- 2 min read
Updated: Feb 14, 2018

Halo semua, nama saya Rachael Tiffany, biasa di kenal dengan "Achel". Saya sudah bekerja tetapi sambil kuliah Psikologi yang sekarang sudah menginjak semester 6. Bekerja sambil kuliah tidaklah mudah namun bila keduanya dijalankan dengan komitmen yang tinggi saya yakin hal tersebut akan dapat di akhiri dengan baik, ditambah saya memiliki lingkungan yang mendukung kesibukan saya sehingga saat saya mulai lelah mereka kembali menguatkan saya, mereka adalah Cool Lembah Hijau 3 dan God's DNA.
Sejak kecil saya selalu rindu untuk ikut persekutuan (namun pada waktu itu keluarga saya belum mendukung karena kami jarang sekali pergi ke gereja), saat di bangku SD kalau saya sekolah minggu, saya akan minta bahan-bahan di hari itu untuk saya ajarkan lagi ke teman-teman saya di sekolah. Beranjak SMP saya mulai di tangkap di Cool, walau mendapatkan izin dari orang tua, saya menjalaninya dengan waktu yang terbatas sehingga saya harus benar-benar memperhatikan waktu saya saat cool demi menjaga kepercayaan mereka.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk membawa cool ke SMP saya (waktu itu di kenal dengan kubu doa) Saya mengadakannya di kelas-kelas kosong bersama teman-teman saya. Awalnya saya takut mereka tidak mau ikut, tapi saya ingin melakukan persekutuan tanpa di batasi oleh waktu pada saat itu, sehigga berjalanlah kubu doa di SMPN1 Cikarang Utara bahkan beberapa adik kelas saya mulai ikut untuk kubu doa.
Beranjak SMA, keadaan keluarga mulai membaik, orang tua saya melihat banyak perubahan positif terjadi dalam diri saya, sehingga saya mulai leluasa untuk bisa melayani (mereka juga mulai rajin ke gereja).
Pada saat saya duduk di bangku 1 SMA saya di 'jebloskan' untuk memulai sebuah COOL. Sejujurnya pada saat itu saya tidak mengerti harus mulai dari mana, tapi, mau tidak mau harus menerimanya.
Dimulai dari 2 orang, cool tersebut terus berkembang. Banyak perubahan-perubahan positif dalam hidup mereka, baik dalam keluarga, sekolah dan juga pergaulan. Perubahan tersebut tentu saja tidak langsung terjadi, tapi melalu proses yang cukup panjang, dan tentunyan disertai komitmen dari masing-masing anak.
Melalui cool ini hidup saya juga banyak berubah, saya belajar untuk rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri, saya melihat bahwa hidup saya harus bisa jadi tempat bagi mereka untuk pulang.
Saya mengerti bahwa begitu banyak anak-anak muda yang membutuhkan rumah untuk pulang, membutuhkan telinga untuk mendengarkan mereka, dan membutuhkan tangan untuk menarik mereka dari keterpurukan, membutuhkan tambahan tenaga untuk melalui hari-hati mereka.
Sehingga walau terkadang lelah saya tetap ingin bertemu dengan anak-anak COOL setiap minggunya.
Ko abby pernah bilang "Chel, walaupun orang di kanan dan kiri kamu mulai lemah teruslah berdetak. Koko yakin saat satu orang tetap berdetak maka orang dikanan dan kirinya akan merasakan detakan tersebut dan mulai bangkit. Teruslah berdetak supaya cool demi cool merasakan detakan tersebut dan mulai bangkit".
Saya ajak kamu yang sedang baca tulisan ini (sekarang) untuk ikut tergabung dalam COOL, karena mereka akan menjadi komunitas yang bisa menjaga dan menguatkan kamu.
コメント